Intisari-online.com—Penggunaan kata sumpah serapah untuk mengumpat sebetulnya masih dianggap tabu oleh masyarakat kita. Namun kenyataannya banyak orang yang tergelincir lidahnya untuk memaki, mencaci, mengumpat, dan menyumpahi orang lain.
Orang yang senang mengungkapkan kata-kata seperti f**k, b***h, dll. sering kali juga dianggap menandakan kurangnya kosa kata, kurang sopan, bahkan cenderung dianggap orang bodoh yang tidak bisa mengungkapkan amarahnya dengan lebih elegan.
Namun beberapa penelitian berkata lain. Kata-kata umpatan dan sumpah justru lebih mampu digunakan orang pintar ketimbang orang yang kurang berpengetahuan. Kecuali orang yang memang sudah terbiasa menyumpah dan mengumpat, itu cerita lain yang berbeda konteks. Misalnya menggunakan kata-kata itu dengan tujuan bercanda, humor, atau kebiasaan-kebiasaan pergaulan.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Marist College, New York AS menemukan hubungan antara kelancaran seseorang berbahasa dengan kelancarannya dalam mengumpat/menyumpah.
Caranya adalah dengan meminta para subjek penelitian untuk mengucapkan sebanyak mungkin kata-kata dari abjad tertentu selama satu menit. Orang yang memiliki kemampuan bahasa yang baik bisa mengucapkan banyak kata-kata dalam satu menit dan sebaliknya.
Melalui pendekatan yang sama pula, para peneliti meminta subjek penelitian untuk mengucapkan sebanyak mungkin kata umpatan/sumpah serapah dalam satu menit.
(Di Australia, Makian Diganjar Denda Lima Juta Rupiah)
Dengan membandingkan skor kedua jenis penelitian itu (kemampuan bahasa dan kemampuan bahasa untuk mengumpat), ditemukan bahwa orang-orang yang memiliki skor tertinggi dalam kemampuan bahasa cenderung memiliki skor yang tinggi pula dalam kemampuan mengumpat. Sedangkan mereka yang memiliki skor yang rendah dalam kemampuan bahasa juga linier dengan kemampuan umpatannya.
Sehingga korelasinya, menurut penelitian tersebut bisa ditemukan; bahwa sumpah serapah dan umpatan tidak bisa sembarangan distereotipkan pada orang yang kurang cerdas dan kurang berpengetahuan.
Karena justru sebaliknya, kata-kata umpatan itu timbul sebagai fitur bahasa yang digunakan oleh mereka yang memiliki kemampuan berbahasa yang baik serta berpengetahuan.
(Chris Gaither, Bocah 11 Tahun yang Menembak Pencuri yang Memaki dan Mengancamnya)