Intisari-Online.com -Di tengah kondisi yang penuh sentimen sektarian, nyatanya wajah toleransi itu masih bisa ditemukan. Komunitas Yahudi di sebuah kota kecil di Texas, Amerika Serikat, meminjamkan sinagoge kepada muslim tak lama setelah tragedi masjid terbakar di Victoria Islamic Centre.
Tak tanggung-tanggung, mereka langsung menyerahkan kunci sinagog itu supaya tetangga mereka yang muslim bisa beribadah dengan leluasa.
(Siapa Sangka, Makan Es Krim ketika Sarapan Bagus untuk Kesehatan Mental dan Kewaspadaan)
“Sejumlah anggota komunitas Yahudi datang ke rumah saya, mereka memberikan kunci sinagoge,” ujar Shadid Hashmi, salah satu pendiri masjid yang terkabar itu.
Kita tahu, masjid di Victoria Islamic Centre tersebut terbakar pada Sabtu lalu. Penyebab kebakaran yang terjadi sekitar pukul 02.00 tersebut kini masih dalam penyelidikan aparat.
Meski telah terkumpul dana pembangunan dari penggalangan online dua hari setelah kejadian, namun umat Muslim di sana tetap belum memiliki tempat ibadah untuk sementara waktu.
(Catat! 7 Makanan Ini Tidak Cocok untuk Sarapan)
Langkah warga Yahudi itu pun menjadi sangat berarti bagi kelompok Muslim di kota itu. Robert Loeb, selaku Presiden di Kuil Bani Israel, merasa ikut merasakan apa yang dirasakan tetangganya itu.
“Ketika musibah semacam ini terjadi, kita harus berdiri bersama,” sambung Loeb, seperti dikutip dari laman Business Insider. “Komunitas kami di sini adalah sekitar 25-30 orang, dan kira-kira ada 100-an warga Muslim di sini. Kami mempunyai gedung ibadah yang relatif besar untuk orang sejumlah itu.”
Kebakaran itu pertama kali disadari oleh seorang penjaga toko tak jauh dari tempat kejadian. Dia pula yang kemudian menelepon petugas pemadam kebakaran. Dibutuhkan waktu sekitar empat jam bagi petugas untuk menjinakkan api yang melahap hampir seluruh bangunan itu. Beruntung, tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
(Berani Lawan Kebijakan Muslim Ban, Plt Jaksa Agung Ini pun Kehilangan Pekerjaan)
Kebakaran ini terjadi hanya beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif untuk membekukan laju pengungsi ke AS. Perintah itu pun membekukan pemberian visa bagi warga dari tujuh negara berpenduduk mayoritas Islam. Langkah itu diambil Trump dengan dalih untuk melindungi AS dari bahaya terorisme.