Intisari-Online.com - Kebijaksanaan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melarang warga 7 negara Islam ke Amerika memang mendapat banyak kritikan. Namun, salah satu negara Islam besar, Arab Saudi, justru tak mempersoalkannya. Mengapa Arab Saudi mendukung kebijakan Donald Trump?
Menteri Perminyakan Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan, Amerika Serikat mempunyai hak untuk mengurangi risiko bahaya bagi rakyatnya. Dan, upaya untuk mengurangi risiko itu termasuk melarang sementara warga dari tujuh negara masuk ke wilayah Amerika.
Dalam wawancara dengan BBC, Khalid menegaskan keyakinannya bahwa Arab Saudi tetap akan menjalin kerja sama erat dengan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.
Dia menambahkan, kedua negara akan terus bekerja sama untuk mengatasi tantangan global dan regional.
Menurutnya, kritikan terhadap larangan bepergian ke Amerika Serikat bagi warga negara Iran, Irak, Libia, Somalia, Sudan, Suriah dan Yaman, terlalu dibesar-besarkan.
Arab Saudi tidak termasuk ke dalam daftar negara-negara yang warganya sementara ini dilarang menginjakkan kaki di wilayah Amerika Serikat.
Namun, menurut Khalid, pembatasan perjalanan setelah serangan 11 September 2001 di New York, Amerika Serikat, berdampak pada ribuan warga negara Saudi.
Dia melanjutkan, persoalan tersebut kemudian dapat diatasi dan Khalid memperkirakan larangan yang diberlakukan pemerintahan Trump juga akan bisa diatasi.
Lebih lanjut ia mengungkapkan keyakinannya bahwa presiden Amerika Serikat itu tidak akan menerapkan pembatasan bagi warga negara Arab Saudi karena puluhan ribu mahasiswa negara itu tengah menempuh studi di AS.