Intisari-Online.com - Sejak terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengindikasikan beberapa penentangan terhadap China. Selain kedekatan China dengan Korea Utara, juga ideologi Satu China yang menyangkut penyatuan Taiwan. Namun, Amerika tak akan bisa keras dan setidaknya ada 5 alasan Donald Trump terpaksa takluk kepada China dan minta bantuan Negeri Tirai Bambu.
Apa saja yang akan membuat Trump takluk kepada China? Berikut analisis Bloomberg.
1. Masalah pekerjaan
Salah satu janji Trump adalah menyediakan 25 juta pekerjaan bary dalam satu dekade. Program ini tak terlalu detail. Namun, jelas Amerika sangat butuh investasi asing.
Dan, rupanya salah satu incaran investasi Asing Trump berasal dari China. Wajar, dia langsung melakukan pendekatan kepada pendiri Alibaba, Jack Ma. Dia menyarankan Jack Ma untuk menciptakan 1 juta lapangan pekerjaan berskala kecil dan menengah.
"Baginya, untuk meraih sasaran domestik tentang lapangan pekerjaan dan ekonomi, mau tak mau dia akan bekerja sama dengan China," kata Paul Haenle, penasihat presiden George W. Bush tentang China yang sekarang menjadi Direktur Pusat Carneige-Tsinghua untuk Kebijakan Global di Beijing.
Cuitan Trump di Twitter menegaskan bahwa dirinya mengharapkan Presiden China, Xi Jinping, untuk lebih keras mengontrol dan menekan program nuklir tetangganya, Korea Utara.
China merupakan partner terbesar Korut dalam perdagangan. Trump berharap China memiliki pengaruh lebih besar kepada pemimpin Korut, Kim Jong Un. Namun, sejauh ini pimpinan Beijing mengindikasikan tak terlalu mengkhawatirkan program nuklir Korut.
Dalam pidato pengangkatan sebagai presiden, Trump berjanji akan menghabiskan terorisme Islam radikal dari bumi. Itu membuka pintu untuk bekerja sama dengan China. Sebab, China juga sedang sibuk meredam upaya gerakan kemerdekaan Muslim Uighurs di wilayah barat Xinjiang.
Di sisi lain, China memiliki hubungan dekat dengan Pakistan dan Iran. Keinginan Trump untuk bekerja sama dalam bidang terorisme, akan membuat Amerika sedikit melemah menanggapi atau mengamati pelanggaran hak azasi manusia di wilayah Uighur.
Trump menyebut kesepakatan program nuklir antara negaranya dan Iran merupakan yang terburuk dalam sejarah Amerika. Tapi, jika ingin mundur dari kesepakatan atau ingin membuka negosiasi baru, maka Amerika sangat membutuhkan China.
China merupakan rekanan perdagangan terbesar Iran. Jika Amerika ingin berunding dengan Iran, maka sangat membutuhkan bantuan China untuk mempermudahnya. Peran China bisa mengatasi beberapa kesulitan diplomasi antara Iran dan Amerika.
Bagaimana jika Amerika memilih mundur dari kesepakatan nuklir? "Akan sangat sulit bagi China untuk bersikap sama (seperti yang dikehendaki Amerika)," kata Haenle.
Trump sangat membutuhkan akses pasar China, termasuk Taiwan, untuk melakukan negosiasi perdagangan lebih baik.
Calon kuat Menteri Perdagangan Amerika, Wilbur Ross sudah meminta China untuk mengurangi subsidinya kepada perusahaan milik negara mereka dan membuka akses pasar buat perusahaan-perusahaan Amerika di China yang berpenduduk 1,3 miliar ini.
Kesepakatan hanya akan tercapai jika Trump tidak mengaitkannya dengan masalah Taiwan. Sebab, ini sangat sensitif bagi China yang masih ingin mengambil Taiwan sebagai bagian dari negara mereka.
"Jika Trump menentang kebijakan Satu China, maka tak akan ada kesepakatan sama sekali," kata He Weiwen, mantan pejabat Kementerian Perdagangan China.
Sejauh ini, katanya, "Dia (Trump) belum memohon kerja sama dengan China. Dia masih menampar-nampar China."