Advertorial

Salut, Guru Ini Rela Beli Sebuah Bus Agar Muridnya Bisa ke Sekolah

Khena Saptawaty
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Intisari-Online.com – Pahlawan tanpa tanda jasa. Julukan itu tepat sekali diberikan kepada Rajaram.

Betapa tidak, ia membeli sebuah bus agar para muridnya bisa datang ke sekolah.

Rajaram adalah seorang guru matematika dan sains di SD Negeri Baarali di negara bagian Karnataka, India.

Ia tidak hanya mencintai profesinya sebagai guru, tetapi ia juga ingin memastikan para muridnya menerima pendidikan yang diberikannya.

Baca juga:Inilah Daftar Rezeki Nomplok yang Sudah Menanti Zohri Setelah Jadi Juara Dunia Lari

Ia juga ingin para muridnya sukses di jenjang pendidikan berikutnya.

Sekitar setahun lalu, Rajaram mulai menyadari adanya peningkatan jumlah murid yang tidak hadir di kelasnya.

Para muridnya itu harus menempuh jarak tiga kilometer melalui hutan untuk sampai ke sekolah.

“Tidak ada jalanan dari rumah para murid ke sekolah. Mereka harus melalui jalan setapak yang berlumpur di hutan,” cerita Rajaram kepada situs News Minute.

Baca juga:Insiden Bendera Zohri: Meski Mirip, Ada Perbedaan Antara Bendera Indonesia, Monako, dan Polandia yang Dibalik, Lo!

Akibatnya, kebanyakan murid perempuan mulai tidak bersekolah.

Keluarga mereka khawatir membolehkan anak-anak mereka berjalan kaki mencapai enam km untuk pergi dan pulang sekolah.

Rajaram pun memutuskan untuk membuat sebuah perbedaan.

Guru yang tekun itu menghubungi seorang mantan murid sekolahnya untuk memberikan sebuah solusi.

Baca juga:Ngotot Ingin Memiliki Rudal S-400 Rusia, Turki Ternyata Sudah Bisa Membuat Rudal yang Tak Kalah Mematikan

Pasalnya, jumlah muridnya menurun dengan cepat dan bisa membuat sekolah ditutup pula bila kekurangan murid.

“Suatu sore setelah aku menghitung betapa banyaknya murid yang keluar, aku kecewa. Setiap minggu sedikitnya lima hingga enam murid yang tidak hadir,” kata Rajaram lagi.

Itu sebabnya ia menelepon mantan muridnya, Vijay Hedge, dan mengajukan ide untuk membeli sebuah bus untuk menjemput dan mengantar para muridnya.

Dilansir dari goodnet.com, Rajaram dan dua mantan muridnya menabung hingga uangnya cukup untuk membeli sebuah bus.

Setelah bus terbeli, ternyata sang guru tidak mampu menggaji seorang supir bus.

Biaya gaji seorang supir di sana sekitar 100 dolar atau Rp1,4 juta.

Akhirnya guru sains itu memutuskan untuk menyetir sendiri bus tersebut.

“Aku hidup dari gaji guru sekolah negeri, aku tidak mampu menggaji supir. Aku putuskan untuk belajar bagaimana menyetir bus dan melakukanya sendiri,” kata Rajaram.

Agar bisa membawa bus itu, guru baik hati itu mengikuti ujian untuk mendapatkan SIM.

Setelah itu ia mulai memberikan jasa menjemput dan mengantar para muridnya dari dan ke sekolah.

Sejak Rajaram memulai perjalanan hariannya, kehadiran murid di sekolah jadi meningkat dari 50 menjadi 90 murid.

Setiap hari sekolah, sang guru akan meninggalkan rumahnya pagi-pagi dan menjemput para muridnya.

“Sekolah dimulai pukul 9.30 dan aku memastikan para murid datang tepat waktu,” tegas Rajaram.

Di sekolahnya ada tiga guru termasuk Rajaram, dan seorang kepala sekolah di sekolah kami

Seorang guru sudah tiba di sekolah sebelum rombongan murid pertama yang dijemput tiba di sekolah.

Guru-guru akan tetap di sekolah hingga semua murid diantar kembali dan Rajaram kembali memarkirkan busnya di sekolah.

Bahkan Rajaram mengeluarkan uang sendiri untuk membayar asuransi kendaraan dan bahan bakar untuk busnya.

Setelah berhasil mengadakan bus sekolah, guru yang berdedikasi itu sudah memiliki rencana lain.

Ia ingin membuat sebuah trak di sekolah agar para muridnya bisa latihan lari 100m dan 200 m untuk acara lomba lari sprint.

“Aku berpikir untuk membuat sebuah pagar mengelilingi sekolah dan juga sebuah trak agar agar murid-murid bisa latihan olahraga. Problemny adalah aku tidak punya cukup uang,” aku Rajaram.

Itu sebabnya, ia menghubungi para alumni sekolah dan bertanya bila mereka bisa membantu.

Sejauh ini mereka memang terkendala masalah dana, tetapi sang guru yakin mereka akan bisa mengatasinya dengan baik.

“Anak-anak akan termotivasi untuk hadir di kelas bila ada olahraga dan kegiatan lainnya,” tutup Rajaram berharap.

Baca juga:Ingin Berumur Panjang? Wanita Tertua di Dunia Ini Sarankan untuk Tak Menikah dan Banyak Makan Telur

Artikel Terkait