Advertorial
Intisari-Online.com -Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah di hampir seluruh sekolah di Indonesia.
Tentunya banyak harapan besar yang ada dibenak para orangtua ketika melihat anaknya sekolah.
Namun, mungkin tidak dengan orangtua Muhammad Sunardi yang berprofesi sebagai penggali kuburan ketika pertama kali menyekolahkan anaknya.
Bisa jadi, dia sendiri tidak menyangka dengan pencapaian anaknya yang berhasil menjadi dokter dan meraih beasiswa S3 di Jepang.
Baca juga:Kesalahan Besar Pengemudi Mobil Matik yang Sering Disepelekan, Apakah Anda Salah Satunya?
Kisah inspiratif tentang Muhammad Sunardi sempat viral pada 2017 lalu.
Sebagai penambah semangat para orangtua yang melihat anaknya mulai atau kembali bersekolah, berikut ini kami tayangkan kembali kisah Muhammad Sunari yang pernahtayang di Tribun Jateng dengan judul "KISAH Anak Penggali Kubur yang Berhasil Jadi Dokter dan Raih S3 di Jepang".
--
Meski hidup dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan, Muhammad Sunardi mampu mewujudkan cita-cita menjadi dokter.
Anak dari penggali kubur ini tidak hanya sudah berprofesi sebagai dokter, namun juga akan melanjutkan studi doktoral di Kobe University Japan pada September 2017.
Di hadapan ratusan pelajar SMA Negeri 1 Pegandon, Sunardi menceritakan kisahnya saat duduk di bangku SD.
Dia mengaku sudah mempunyai cita-cita menjadi dokter, namun tidak pernah mengungkapkan keinginannya kepada keluarga.
"Saya sadar ayah saya hanya penggali kuburan dan ibu berjualan intip di pasar, jadi tidak mau kasih tahu takut jadi beban pikiran, cukup niat yang kuat dalam hati, " ujarnya, Senin.
Karena keterbatasan biaya disertai niat yang bulat, Sunardi selalu mendapatkan beasiswa, mulai Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sampai pendidikan tinggi di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
Bahkan, kini melalui program kerjasama U to U (University to University), ia mampu meraih beasiswa S3 di Kobe University.
Anak ketujuh dari delapan bersaudara pasangan dari orangtua M Jazuli dan Masrofah ini menuturkan, selama kuliah, Sunardi membiasakan tidur awal malam, kemudian bangun dini hari untuk belajar lagi.
Menurut dia, tiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda sehingga para siswa perlu mengeksplorasi gaya belajar yang tepat.
"Semangat juang harus ditanamkan dalam diri kita. Jangan sampai kita rendah diri dengan keadaan, " ujar warga Kampung Kacangan RT1/RW1, Dukuh Kersan, Desa Tegorejo, Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal ini.
Kepala Sekolah SMAN 1 Pegandon, Eustasia Christine Martati, berharap, sosok Sunardi bisa memberi motivasi para siswanya untuk tetap memiliki semangat menggapai cita-cita meski berasal dari keluarga kurang mampu.
"Mukhamad Sunardi berasal dari keluarga kurang mampu, dan kini dia menyandang gelar dokter yang ia peroleh melalui program bidik misi", ungkapnya.
Kepala Diskominfo Kendal Muryono yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, kehadiran dokter Sunardi ini bisa memberikan inspirasi bagi masyarakat Kabupaten Kendal.
"Sukses itu akumulasi dari pretasi, restu orangtua, dan daya juang yang tinggi. Sosok Sunardi bisa sukses karena prestasi akademik dan non-akademiknya bagus, juga perilakunya positif, " ungkapnya.
Baca juga:Anak Kembar 3 Tahun Ini Dikurung dalam Lemari agar Orangtuanya Bisa Bekerja