Meningkatnya risiko jantung pada wanita selama menopause.
Intisari-Online.com – Serangan jantung datang tidak pandang waktu, tempat, jenis kelamin, kelompok usia, dan pada masing-masing orang akibatnya juga beragam. Ada yang bisa tertolong, tapi banyak pula yang meninggal hanya dalam hitungan menit setelah mendapatkan serangan jantung. Nah, untuk wanita kenali risiko diri dari serangan jantung ini.
Para ahli menyatakan, dalam diri setiap orang ada dua macam faktor risiko yang baik langsung maupun tidak mempunyai andil dalam mengundang penyakit ini. Yakni, faktor yang tidak bisa dikontrol dan yang bisa dikontrol. Namun, bila Anda memiliki satu atau lebih faktor risiko ini bukan berarti Anda akan terkena serangan jantung. Yang terbaik adalah mengenali keadaan diri sendiri dengan pertimbangan faktor-faktor ini. Bila masih bisa, mengeliminasi faktor-faktor yang masih bisa diubah.
Faktor yang tak bisa dikontrol
Umur
wanita umur 40Wanita berumur sekitar 40 tahun Menurut Asosiasi Jantung Amerika (AHA), hampir 73% wanita yang pernah mengalami serangan jantung berusia 65 tahun atau lebih. Hanya 27% yang berumur 45 – 64 tahun. Sementara amat sedikit yang kisaran usianya 29 – 44 tahun.
Kondisi biologis
Isoflavon dan MenopauseWanita yang sudah menopause berisiko terkena serangan jantung Segera setelah masa menopause, risiko seorang wanita terkena serangan jantung naik tajam.
Keturunan
6 Gejala Serangan Jantung pada WanitaBila orangtua pernah mengalami serangan jantung, bisa keturunan terjadinya. Bila salah satu atau kedua orangtua Anda penderita penyakit jantung, kemungkinan besar Anda juga berpotensi terkena serangan jantung. Kalau orangtua Anda terkena serangan jantung fatal di bawah usia 61 tahun, kemungkinan yang sama bisa Anda alami 5x lebih besar daripada orang normal. Namun bila itu bukan serangan fatal, kemungkinan Anda terkena jantung hanya 2,8 kali daripada orang normal.
2 Mei 1899: Lahirnya Ki Hajar Dewantara/Diperingari sebagai Hari Pendidikan Nasional
Hari Pendidikan Nasional ditetapkan oleh pemerintah Indonesia untuk memperingati kelahiran Ki Hajar Dewantara salah satu pelopor pendidikan di Indonesia dengan Taman Siswa-nya
1 Mei 1890: Hari Buruh Pertama Dirayakan
1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh yang dirayakan oleh para pekerja dan gerakan buruh di banyak negara di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
2 Mei 1899: Lahirnya Ki Hajar Dewantara/Diperingari sebagai Hari Pendidikan Nasional
Hari Pendidikan Nasional ditetapkan oleh pemerintah Indonesia untuk memperingati kelahiran Ki Hajar Dewantara salah satu pelopor pendidikan di Indonesia dengan Taman Siswa-nya
1 Mei 1890: Hari Buruh Pertama Dirayakan
1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh yang dirayakan oleh para pekerja dan gerakan buruh di banyak negara di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
2 Mei 1899: Lahirnya Ki Hajar Dewantara/Diperingari sebagai Hari Pendidikan Nasional
Hari Pendidikan Nasional ditetapkan oleh pemerintah Indonesia untuk memperingati kelahiran Ki Hajar Dewantara salah satu pelopor pendidikan di Indonesia dengan Taman Siswa-nya
1 Mei 1890: Hari Buruh Pertama Dirayakan
1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh yang dirayakan oleh para pekerja dan gerakan buruh di banyak negara di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.