Intisari-Online.com – Dana darurat ibarat kantong minum saat perjalanan di tengah padang pasir. Dana ini akan sangat bermanfaat pada saat tak ada lagi sumber mata air mengalir. Maka, usahakan untuk menjaga kantong tetap penuh.
Dana darurat ini bisa digunakan pada saat genting atau sangat dibutuhkan, yakni pada saat ada kebutuhan mendadak namun belum dialokasikan dalam daftar belanja bulanan maupun tahunan, alias tidak ada dalam perencanaan keuangan.
(Mengapa Kita Perlu Memiliki Dana Darurat?)
Tapi saat menggunakan dana darurat ini, Anda harus segera mengisi ulang agar tidak kosong. Tujuannya agar fungsi sebagai dana darurat ini tetap terjaga dan siaga.
Karena sifatnya darurat ada baiknya Anda menjaga agar penggunaan dana darurat ini jangan sampai kosong melompong. Perencana keuangan Pandji Harsanto menyarankan agar dana darurat ini minimal sebesar 50% dari kondisi ideal yang ada.
Misalnya penempatan dana darurat di logam mulia maupun perhiasan emas. Cara ini sejatinya telah digunakan oleh sebagian orang tua kita di masa lalu, maupun petani di pedesaan untuk menghadapi kondisi darurat. Apakah saat terjadi kecelakaan terhadap anggota keluarga, sehingga butuh dana pengobatan, atau saat terjadi puso akibat banjir, kekeringan maupun serangan hama masif sehingga sawah ladang tidak ada hasil panen.
(Abai Dana Darurat, Keuangan Bisa Sekarat)
Pada saat seperti itu biasanya petani membutuhkan dana darurat agar bisa menggarap sawah ladang mereka lagi. Namun, mereka tidak perlu langsung menjual logam mulia atau perhiasan emas itu, tapi bisa menggunakan cara lain seperti menggadaikan untuk mencukupi kebutuhan dana menggarap sawah dan ladangnya.
Mereka akan kembali menebus emas dan perhiasan itu saat masa panen. Nah, setelah kondisi darurat ini terlewati, Anda pun harus segera mencari dana untuk menebus logam mulia ataupun perhiasan tersebut dari pegadaian agar tetap ready saat diperlukan.
(Tips Menyiapkan Dana Darurat Bagi Karyawan Baru)
Agar menjaga kantong dana darurat ini tetap utuh, ada baiknya jika ada dana berlebih, Anda tak hanya menggunakan patokan dana darurat seperti yang disarankan perencana keuangan. Anda bisa memupuk dana darurat ini dalam instrumen investasi yang bersifat likuid. Seperti tabungan, deposito, logam mulia. Bahkan di masa sekarang pun saham juga bisa menjadi objek gadai jika memerlukan dana darurat.
Saking harus disiplinnya menjaga agar dana darurat tetap ready, perencana keuangan Prita Hapsari Ghozie menyarankan agar menganggap dana ini sebagai kewajiban alias utang yang wajib dibayar. Dengan cara ini Anda akan terbiasa untuk mengalokasikan dana darurat dan menjaga kantong dana darurat ini tetap terisi penuh.
Ini proses pengumpulan dana darurat.