Intisari-Online.com – Pernah bertanya-tanya apa fungsi usus buntu? Karena “belum jelasnya” fungsi itu organ ini sering diabaikan. Hanya ada guyon untuk jangan banyak makan cabai atau jambu biji. Takutnya "nyasar" di usus buntu dan bikin masalah.
Ya, usus buntu terkenal karena kecenderungannya untuk meradang atau bahkan pecah.
(Benarkah biji cabai dan jambu biji yang menyebabkan radang usus buntu?)
Namun, penelitian baru mendukung gagasan bahwa usus buntu memiliki fungsi: untuk melindungi bakteri baik yang tinggal di usus.
Heather F. Smith, Ph.D., associate professor di Midwestern University Arizona College of Osteopathic Medicine, telah mempelajari evolusi sifat gastrointestinal di banyak spesies berbeda. Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Comptes Rendus Palevol itu menganalisis ada atau tidaknya usus buntu di 533 mamalia yang berbeda.
Dia menemukan bahwa usus buntu berevolusi secara mandiri dalam “pohon” genetik yang berbeda, lebih dari 30 kali secara terpisah. Selanjutnya, usus buntu hampir tidak pernah hilang dari garis keturunan sekalinya sudah muncul. Ini menunjukkan bahwa organ tubuh akan menetap untuk sebuah alasan, kata Smith – sebuah tujuan adaptif.
(Operasi amandel dan radang usus buntu berefek buruk pada kesuburan.)
Smith dan rekan-rekan penulisnya – dari Duke University Medical Center, University of Stellenbosch di Afrika Selatan dan Museum National d’Histoire Naturelle di Prancis – bisa mematahkan hipotesis sebelumnya yang mengaitkan usus buntu dengan faktor lingkungan atau pola makan.
Jenis jaringan ini bisa berperan dalam imunitas, dan bisa merangsang pertumbuhan bakteri usus yang menyehatkan. Jadi, masuk akal, kata Smith, usus buntu benar-benar berfungsi sebagai “rumah aman” bagi bakteri yang menguntungkan ini.
Penelitian ini bukan yang pertama membedah fungsi usus buntu. Pemikiran “rumah aman” pertama kali munucl dalam penelitian tahun 2007, yang memberi inspirasi Smith untuk bertanya apakah usus buntu telah berevolusi berfungsi seperti itu pada manusia dan mamalia lainnya – sebuah teori yang sekarang sangat mungkin muncul.
(Sering diangkat, usus buntu termasuk organ tubuh yang tidak berguna?)
Maka, apa artinya ini bagi mereka yang usus buntunya sudah dipotong? Untungnya, tidak banyak. “Pada umumnya, orang yang sudah dioperasi usus buntunya cenderung relatif sehat dan tidak berefek merugikan yang besar,” kata Smith. (Dia sendiri menjalani operasi usus buntu saat usia 12 tahun.)
Beberapa penelitian menunjukkan, bagaimanapun, mereka yang tak lagi memiliki usus buntu bisa jadi memiliki kecenderungan sedikit lebih tinggi untuk terkena infeksi dibandingkan dengan mereka yang masih ada. “Hal itu juga berpengaruh pada masa penyembuhan dari penyakit yang lebih lama, khususnya mereka yang sudah kehilangan bakteri usus yang menguntungkan,” tambah Smith.
Dalam arti yang luas, Smith berkata bahwa penelitian soal usus buntu telah membuktikan “sisi lain dari bukti melawan kebersihan dan higienitas berlebih.” Karena organ ini penuh dengan jaringan imun, salah satu penyebab radang usus buntu karena perkembangan sistem kekebalan tubuh yang buruk, kata Smith.
“Paparan patogen dan agen infeksi, seperti bakteri dan virus, penting bagi proses perkembangan dari sistem kekebalan tubuh,” kata Smith. Tanpa paparan ini, perkembangan sistem kekebalan dapat ditekan dan sistem kekebalan menjadi hipersensitif – sebuah hipotesis yang sering digunakan untuk menjelaskan penyakit seperti asma dan alergi.
Penelitian lebih lanjut soal ini bisa membantu dokter mengatasi masalah organ ini dengan baik. “Seiring dengan pengobatan yang terus berkembang untuk penyakit autoimun dan responnya, sangat mungkin bahwa sesuatu yang mirip bisa dikembangkan untuk pengobatan usus buntu,” kata Smith.
Dalam kata lain, tidak asal potong!