Perjalanan Terakhir Seorang Nenek dengan Sopir Taksi yang Baik Hati

Lila Nathania
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Perjalanan Terakhir Seorang Nenek dengan Sopir Taksi yang Baik Hati
Perjalanan Terakhir Seorang Nenek dengan Sopir Taksi yang Baik Hati

Intisari-Online.com – Sekitar 20 tahun lalu, aku masih menyetir taksi untuk mendapatkan uang. Satu ketika, aku dimint untuk pergi ke daerah yangjauh dari kota. Saat itu sudah tengah malam dan bangunan yang kutuju itu sangat gelap. Jika satu lampu di jendela wah tidak menyala, aku mungkin sudah mengiri permintaan taksi tadi adalah tipuan.

Dalam keadaan seperti ini, sopir taksi lain mungkin akan membunyikan klakson sekali atau dua kali kemudian pergi jika taka da orang yang keluar. Namun, aku sadar bahwa ada beberapa orang yang mungkin sangat sakit atau cacat sehingga tak memiliki pilihan moda transportasi lain selain taksi. Karena itulah, aku kemudian mengetuk pintu bangunan itu.

“Tunggu sebentar!” begitulah kudengar jawaban suara yang terdengar tua dari dalam rumah. Setelah itu, aku mendengar sesuatu diseret di lantai. Setelah jeda waktu yang cukup lama, seorang perempuan tua yang berusia sekitar 80-an keluar. Ia memakai gaun yang terkesan lusuh dan di sampingnya terdapat sebuah koper.

Dari pintu yang terbuka, aku bisa melihat sedikit bahwa rumah itu sudah tak terurus. Hampir semua furniturnya sudah rusak dan jamnya pun sudah mati. Di meja makan terlihat sisa-sisa beberapa kotak kardus nasi. Mungkin nenek ini sudah tak kuat memasak dan hanya membeli makan saja, begitulah pikirku.

Artikel Terkait