Hubungan Baik, Kunci Hidup Sehat dan Bahagia

Gloria Samantha
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Peran Besar Kesehatan Suami dalam Langgengnya Rumah Tangga
Peran Besar Kesehatan Suami dalam Langgengnya Rumah Tangga

Intisari-Online.com -Bagi sebagian orang, faktor kebahagiaan hidup terutama terletak pada mencapai kesuksesan finansial dan ketenaran. Ternyata kebahagiaan tidak sesederhana itu.

Robert Waldinger, psikiater dan pakar psikoanalisis dari The Harvard Study of Adult Development, saat presentasi di forum TEDxBeaconStreet pada akhir 2015 mengatakan, studi selama 75 tahun mencoba mencari tahu apa yang membuat hidup orang sehat dan bahagia.

(Rumus Hidup Bahagia: Mengganti Keluhan dengan Ucapan Syukur)

Waldinger memaparkan, tim The Harvard Study of Adult Development sudah merekam perjalanan orang-orang ini tahun ke tahun selama beberapa dekade. Dirinya sendiri ialah direktur keempat dalam studi.

Dari 724 subjek yang diteliti dalam tujuh dekade terakhir, sekitar 60 orang di antaranya yang masih hidup kini. Umur mereka 90 tahun ke atas.

“Sejak tahun 1938, tim peneliti kami mencatat kehidupan dua kelompok remaja. Kelompok yang pertama merupakan mahasiswa tahun kedua di Harvard College, mereka rata-rata lulus pada waktu Perang Dunia II lalu semuanya pergi berperang. Kelompok kedua yakni anak-anak dari keluarga kurang beruntung di daerah-daerah termiskin di Boston,” ujarnya.

Mereka ditanyai seputar bagaimana pekerjaan, bagaimana kehidupan di rumah, hingga kondisi kesehatan. Namun penelitian ini tak hanya dengan mengisi kuesioner. Para responden diwawancarai, begitu pun keluarga mereka, dan laporan pemeriksaan medis mereka ditinjau secara menyeluruh.

(Resep Hidup Bahagia: Jangan Khawatir!)

“Jadi apa yang kami pelajari? Apa saja yang kami dapat dari 10.000 lminformasi sebanyak puluhan ribu halaman hasil penelitian kami atas kehidupan mereka? Satu hal yang jelas: hubungan baik menjaga kita lebih bahagia dan lebih sehat.”

Kata Waldinger, demi memperoleh kebahagiaan hidup, orang menyandarkan diri pada kerja keras dan ingin mencapai lebih dari yang telah kita capai. Kita cenderung melupakan sejumlah besar kejadian dalam kehidupan kita. Kebanyakan pengetahuan kita pun bersumber dari bertanya kepada orang lain tentang pengalaman di masa lampau. Akhirnya, tanpa disadari, kita kehilangan waktu-waktu berharga dalam hidup.

“Kami temukan bahwa kunci utama kebahagiaan yaitu membina relasi dengan baik,” lanjutnya. “Dalam 75 tahun, studi kami menunjukkan sebuah pola; orang bahagia adalah yang orang memiliki hubungan baik dengan sesama, baik itu keluarga, sahabat, maupun lingkungan komunitasnya.”

Kebahagiaan hidup sesungguhnya diperoleh dari relasi interpersonal yang baik

Ada tiga hal utama yang mengarah kepada kesimpulan itu.

  • Pertama, hubungan sosial berpengaruh baik bagi kesehatan. Sebaliknya, kesepian membunuh. Orang yang lebih banyak berinteraksi bisa diprediksi akan lebih sehat, dan hidup lebih lama dibanding orang yang kurang interaksi sosial.
  • Kedua, ini bukan soal kuantitas melainkan kualitas hubungan. Sehingga jumlah teman bukan acuan, tapi seberapa kedekatan dalam relasi pertemanan itu yang penting.
  • Ketiga, hubungan baik dengan orang lain membuat kita tak hanya sehat raga tapi juga pikiran kita. Menginjak usia 80 tahun, punya komitmen atau pasangan tetap bisa memunculkan rasa aman, dan tercatat orang-orang yang menjalani pernikahan baik dalam usia 50 tahunan, kesehatannya juga baik saat memasuki usia senja. Orang yang berada di suatu pernikahan yang kerap dilanda konflik ternyata kurang baik kesehatan fisiknya.

Artikel Terkait