Intisari-Online.com – Agar kualitas sumber daya manusia negara kita makin meroket, asupan gizi baik tak boleh dilupakan. Sebab,gizi yang baik penentu calon generasi unggulan. Sebaliknya, balita yang memiliki gizi buruk nantinya akan membebani negara dan bukan menjadi aset negara.
“Saya ingin agar negara kita bisa berkompetisi dengan negara-negara yang lain. Modalnya apa? Modalnya adalah sumber daya manusia. Modalnya ya anak-anak kita ini, baik yang masih dalam kandungan maupun anak-anak yang masih sekolah. Mereka adalah calon generasi unggulan, untuk itu kita harus menjaga anak-anak kita”. ujar Presiden Joko Widodo di hadapan warga Kampung Nelayan, Desa Klidang Lor, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, (9/1/2016)
(Pentingnya Omega 3 dan 6 untuk Gizi Anak)
Presiden didampingi Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nila F. Moeloek sejak tahun lalu serius menangani permasalah gizi dengan memberikan makanan tambahan (PMT) sebagai salah satu upaya pengendalian gizi. Mengawali tahun 2017 ini, Presiden dan Menkes mengunjungi Pekalongan (8/1) dan Kabupaten Batang.
“Tolong diingat, tambahan gizi untuk anak-anak kita itu sangat penting, baik yang belum lahir atau masih dalam kandungan, maupun yang masih anak-anak, bukan untuk sekarang, tapi untuk yang akan datang, untuk 10 tahun atau 20 tahun ke depan, agar kita menjadi bangsa unggulan”, tegas Presiden.
Kegiatan pemberian PMT di Jawa Tengah khususnya di Kabupaten Batang ini dilatarbelakangi oleh masalah kesehatan gizi bagi ibu hamil, balita kurus dan anak sekolah. Berdasarkan data WHO 2010 terdapat standar batasan untuk masalah gizi yang dibagi ke dalam 3 kategori yaitu; balita gizi kurang (underweight) 10%; balita pendek (stunting) 20%; dan Balita kurus (wasting) 5%.
Data Pemantauan Status Gizi (PSG) 2016, pada kategori balita kurus dengan prevalensi yang seharusnya <5%, presentase balita kurus Provinsi Jawa Tengah adalah 9,6 %. Nah, didalamnya termasuk Kab. Batang yang memiliki angka persentase cukup tinggi, yaitu sebesar 8,8. Balita di Kab. Batang sebanyak 60.341 anak. Sementara itu balita dengan kasus gizi buruk sebanyak 936 anak.
(Pemerintah Melalui Kemenkes Perbaiki Gizi Bumil, Balita, dan Anak dengan PMT )
Menkes menyatakan keadaan di Kab. Batang saat ini memang ada perbaikan. Namun, masih ada catatan, masih ada anak yang kurang gizi, karena angka rata-rata di Kab. Batang yang kurang gizi lebih tinggi dari angka rata-rata di Prov. Jawa Tengah, yang rata-ratanya 16%. Sedangkan Kab. Batang adalah 19%.
“Pemerintah ingin melakukan perbaikan gizi, baik untuk ibu hamil, Balita ataupun anak sekolah dasar, agar kelak menjadi anak yang berkualitas, pandai dan cerdas serta menjadikan negara kita menjadi negara yang kuat,” tambah Menkes.