Advertorial
Intisari-Online.com - Bagi sebagian besar orang Indonesia, kerupuk seolah menjadi teman wajib setiap kali kita makan besar.
Kerupuk juga sering dikonsumsi sebagai camilan.
Dari sudut pandang kesehatan, kerupuk sebetulnya termasuk makanan yang tidak sehat.
Lantaran bahan dasarnya adalah tepung, maka sejatinya kerupuk masuk ke dalam kategori makanan pokok.
Pakar gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Diana Sunardi, M.Gizi, SpGK, menjelaskan alasannya.
"Kenapa kerupuk jahat? Karena dia karbohidrat sederhana, terbuat dari tepung. Ketika masuk ke tubuh dan kita tidak beraktivitas maka dia akan berubah menjadi lemak," ujar Diana di Jakarta, Kamis (5/7/2018).
Di samping itu, kerupuk diproses dengan cara digoreng dengan banyak minyak. Jumlah kalori akan meningkat drastis ketika sebuah panganan diproses dengan digoreng.
Diana mencontohkan, satu buah kerupuk putih yang biasa kita makan, bisa mengandung sekitar 100-150 kalori. Ukuran tersebut sama dengan satu takaran nasi atau setengah piring nasi.
"Ingat, selain bahan baku kita juga harus lihat pengolahannya," ujarnya.
Lebih lanjut, Diana menjelaskan adanya pedoman gizi seimbang dari pemerintah, yakni Tumpeng Gizi Seimbang.
Misalnya, makanan pokok 3-4 porsi, sayur 3-4 porsi, buah 2-3 porsi, lauk pauk dengan sumber protein lengkap, hingga membatasi asupan gula, garam dan minyak. (Nabilla Tashandra)
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kerupuk, Makanan Pelengkap yang Jahat Bagi Tubuh")
BACA JUGA:Gara-gara Pesan WhatsApp, Calon Dokter Ini Malu dan Memilih Bunuh Diri