Intisari-Online.com- Alkisah, ada sebuah desa yang sedang mengadakan kompetisi menebang kayu. Kompetisi ini sudah berlangsung seminggu dan hari ini adalah finalnya.
Dari ratusan peserta, hanya tersisa dua penebang kayu yang siap bertanding di final. Mereka ada penebang senior dan penebang junior. Untuk memenangkan kompetisi, peserta harus menebang pohon paling banyak dalam satu hari.
Si penebang junior sangat bersemangat. Ia yakin akan memenangkan kompetisi ini. Oleh karena itu, ia masuk ke dalam hutan dan bekerja sepanjang hari. Ketika ia bekerja, ia mendengar bahwa penebang senior sering beristirahat daripada bekerja. Ia pun semakin percaya diri.
Ketika waktu semakin malam, panitia memberitahu bahwa kompetisi sudah selesai. Peserta diharapkan membawa hasil kayu tebangannya ke desa.
Si penebang junior tersenyum bangga akan hasilnya. Ia membawa ratusan kayu yang berhasil ia tebang. Ia lalu meletakkan hasilnya di depan para juri dan masyarakat lainnya.
Namun sangat disayangkan, ketika pengumuman lomba diberitahu, si penebang junior kalah oleh penebang senior.
Si penebang junior sangat kecewa, tapi ia melihat wajah si penebang senior yang kelelahan. Belum lagi secara signifikan hasil kayu tebangan sang senior jauh di atas dia. Ia pun menghampiri si penebang senior.
“Bagaimana mungkin? Aku mendengar Anda sering beristirahat daripada bekerja? Lalu usia Anda jauh lebih tua daripada saya. Mengapa saya kalah? Saya sudah bekerja keras sepanjang hari,” kata si penebang junior.
Si penebang senior berkata, “Wahai anak muda, setiap jamnya saya mengambil waktu untuk beristirahat dan mengasah kapak saya,” jelasnya.
Kita mungkin saya menyukai pekerjaan kita dan sangat semangat dalam bekerja. Namun jangan lupakan untuk bersosialisasi. Jangan lupa bertemu keluarga, bertemu teman, dan mengistirahatkan diri sendiri. Refleksikanlah diri sendiri agar menjadi pribadi yang lebih baik.