Advertorial
Intisari-Online.com -Berbagai macam studi telah menunjukkan bagaimana perilaku manusia menganggu kelangsungan hidup hewan-hewan liar.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan bagaimana perilaku kita turut mengubah perilaku hewan.
Studi ini dilakukan oleh para pakar lingkungan di UC Berkeley dan Boise State University.
Mereka melakukan meta analisis terhadap 76 studi yang meliputi 62 spesies mamalia dari enam benua.
71 studi di antaranya dilakukan pada abad ini.
Rupanya, nokturnalitas mamalia, baik itu mamalia kecil seperti tupai maupun mamalia besar seperti gajah afrika, meningkat pada area atau periode yang sering diganggu oleh aktivitas manusia.
Bahkan peningkatan aktivitas mamalia di malam hari ini mencapai 68 persen.
Aktivitas manusia yang dimaksud tidak hanya perburuan liar atau deforestasi, melainkan juga pendakian gunung dan pertanian.
Baca juga:Bukan Danau Toba, Inilah Danau Terdalam di Indonesia, Ada Gua Tengkorak di Dalamnya
Para peneliti juga tidak tahu apakah ini kabar baik atau buruk.
Perubahan perilaku hewan menjadi nokturnal mungkin akan memperkecil konflik dengan manusia.
Namun, apakah spesies-spesies ini akan bisa bertahan hidup secara nokturnal masih menjadi pertanyaan.
Perubahan ini juga bisa mengubah seluruh ekosistem dan berdampak pada dinamika predator dan mangsa.
Baca juga:Lahir dengan Penyakit Aneh, Setelah Dioperasi Begini Penampilan Anak ini yang Bikin Kagum
Pada akhirnya, para peneliti berharap agar pengetahuan baru ini bisa dimasukkan dalam perancangan strategi konservasi.
Mereka berharap agar ada zonasi untuk melindungi hewan-hewan dan menjauhkan manusia dari habitat mereka. (Shierine Wangsa Wibawa)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Demi Hindari Manusia, Banyak Hewan Berubah Nokturnal".
Baca juga:Danau Toba Lahir dari Letusan Maha Dahsyat yang Membuat Bumi 'Berhenti' Selama Enam Tahun