Intisari-Online.com – Banyak orangtua yang rutin menabung tiap bulan demi dana pendidikan anaknya pada masa depan. Sayangnya, sering kaliketika tabungan dibuka, uang yang terkumpul tetap tak mencukupi dalam menghadapi tahun ajaran baru. Apa yang salah?
--
Seorang kawan masih ingat betul, pada 1995 silam, ketika masuk ke sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta hanya dikenai biaya Rp4 juta. Sekarang, dia terkaget-kaget ketika mengetahui keponakannya harus membayar hingga Rp41 juta di universitas tersebut. Artinya, dalam tempo sekitar 18 tahun biaya pendidikan telah naik lebih dari 1.000%. Bukan main!
Banyak yang sudah mafhum bahwa biaya pendidikan di Indonesia itu selalu naik. Tapi sebagian besar kerap memandang remeh. Mereka baru terperanjat ketika tahun ajaran baru tiba, saat anak kesayangannya mesti didaftarkan ke sekolah baru.
(Baca juga: Garis-garis Besar Dana Pendidikan)
Ternyata, kenaikan yang terjadi lebih tinggi dari yang dibayangkan. Dan memang begitulah adanya. Kenaikan biaya pendidikan di Indonesia sangat tinggi, bahkan tertinggi dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Rerata kenaikannya sekitar 20% per tahun untuk tingkat playgroup sampai SMA dan di kisaran 15% per tahun untuk level perguruan tinggi.
Lima jurus sakti
Banyak kejadian orangtua harus menjual aset-asetnya seperti rumah, mobil, dll. sekadar untuk memasukkan anaknya ke sekolah. Malah tidak sedikit yang mesti berutang. Padahal, situasi “kacau” seperti itu bisa dihindari jika kita bersikap bijak sejak jauh-jauh hari.
Caranya, dengan menyiapkan dana pendidikan sejak dini. Perencanaan dana pendidikan akan membantu orangtua untuk melawan inflasi dana pendidikan. Selain itu, peluang untuk memberikan pendidikan terbaik kepada anak pun akan tetap terbuka.
Ligwina Poerwo-Hananto, perencana keuangan dari QM Financial menyebut ada lima hal yang harus diperhatikan dalam membuat perencanaan dana pendidikan. Pertama, menentukan tujuan finansial. Selanjutya, tentukan juga sekolah tujuan. Itulah mengapa perencanaan dana pendidikan anak sebenarnya tidak melulu berbicara angka melainkan juga aspirasi orangtua.
Orangtua harus mempunyai mimpi tentang sekolah anaknya. “Sayangnya, banyak sekali pasangan muda yang tidak mempunyai bayangan ke sana. Padahal, ini penting untuk dijadikan asumsi,” ujar ibu tiga anak ini, agak menyesalkan.
Kedua, mencari tahu biaya pendidikan di sekolah tersebut. Untuk jenjang playgroup - SMA biasanya yang dimasukkan hanya uang pangkalnya. Elemen lain, seperti uang SPP, buku, dan transportasi sengaja tidak dimasukkan agar dana tak terlalu besar. “Jika terlalu besar, akan muncul ketakutan dari para orangtua untuk menyiapkan dana pendidikan anaknya,” papar Ligwina. Elemen tersebut cukup dimasukkan ke pengeluaran bulanan keluarga.
Untuk jenjang perguruan tinggi, penghitungan dananya mulai dari masuk hingga lulus. Jika kuliah di luar kota, harus dimasukkan juga variabel biaya hidup (biaya kos atau tempat tinggal). Begitu pula kalau kuliah di luar negeri, beberapa elemen lain seperti biaya persiapan ujian TOEFL atau IELTS, pembuatan paspor, visa pelajar, asuransi kesehatan, dan lain sebagainya harus diperhitungkan.
(Baca juga: Pentingnya Pendidikan Kepribadian demi Mendongkrak Karier)
Sebagai antisipasi, Ligwina menyarankan untuk berpegang pada prinsip “lebih baik lebih ketimbang kurang”. Oleh karena itulah seluruh variabel biaya yang dimasukkan ke perencanaan dana pendidikan mengacu pada biaya sekolah swasta. Sebab, sekolah negeri meskipun cenderung lebih murah, kursinya terbatas. “Jadi, untuk menyiapkan dana pendidikan kita memakai skenario yang lebih mahal,” ujar dia.
Ketiga, menghitung rata-rata kenaikan biaya per tahun di sekolah tersebut. Keempat, hitunglah biaya total biaya-biaya tersebut dengan tingkat kenaikan setiap tahunnya. Dari sini biasanya akan diperoleh gambaran biaya yang dibutuhkan pada saatnya nanti.
Kelima, memikirkan cara bagaimana mencapai biaya yang dibutuhkan dengan mengacu pada kondisi finansial sekarang. Di sini ada dua cara, yaitu menabung atau memilih produk investasi. Kedua cara tersebut harus disesuaikan dengan jangka waktu dan keuntungan yang dapat mengalahkan tingkat inflasi pendidikan.