Siaga Dana Pensiun Menjelang Usia 55

K. Tatik Wardayati
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Dana Pensiun (4): Tiga Langkah Menyiapkan Dana Pensiun
Dana Pensiun (4): Tiga Langkah Menyiapkan Dana Pensiun

Intisari-Online.com – Apa pun profesinya, setiap orang pasti akan memasuki masa pensiun. Namun banyak orang belum sadar untuk mempersiapkan dana pensiun, karena dianggap bukan kebutuhan mendesak. Terutama mereka yang masih berusia muda atau baru mulai bekerja.

--

“Belum terpikir. Mungkin nanti ya kalau status sudah permanen,” ucap Rifki, 26 tahun, ketika ditanya tentang persiapan dana pensiun. Pegawai sebuah perusahaan telekomunikasi ini mengaku masih fokus mengejar status karyawan tetap. Sekarang, dia sedang fokus mengumpulkan uang untuk biaya menikah.

Sementara itu, Widya, 31 tahun, mengaku belum mempersiapkan secara khusus dana pensiun karena masih banyak keperluan mendesak yang harus dipenuhi. “Prioritas saya saat ini biaya anak untuk satu sampai lima tahun ke depan,” tuturnya yang sedang mempersiapkan kelahiran anak pertama.

(Baca juga: Amankan Hari Tua dengan Memprediksi Dana Pensiun yang Akan Diterima)

Dia sebenarnya sudah berinvestasi di reksadana. Tapi itu ditujukan untuk pendidikan anak. Mengenai dana pensiun, Widya cenderung mengandalkan fasilitas dana pensiun yang diperoleh suaminya.

Panjangnya daftar kebutuhan hidup serta tersedianya fasilitas dana pensiun yang ada di perusahaan tempat bekerja, menjadi alasan banyak orang untuk menunda menyiapkan dana pensiun. Padahal semakin bertambah usia, produktivitas kerja pun akan menurun. Pada sisi lain biaya hidup cenderung terus meningkat setiap tahun.

Harus sekarang juga

Pada dasarnya tidak ada orang yang akan terus bekerja sepanjang usia. Pasti akan datang masa seseorang memasuki masa nonproduktif dan harus berhenti bekerja karena berbagai alasan. Ada yang berhenti bekerja karena memang sudah memasuki usia pensiun, ada yang diberhentikan dari pekerjaan, ataupun kondisi fisik/kesehatan yang tidak memungkinkan lagi untuk bekerja.

Eko Endarto, perencana keuangan Finansia Consulting, mengungkapkan bahwa ketika seseorang pertama kali menerima gaji, idealnya sudah harus mulai memikirkan pada usia berapa dia akan pensiun dan persiapan apa yang harus dilakukan.

(Baca juga: Harus Cermat Memilih Produk Dana Pensiun)

“Semakin lama orang menunda, akan semakin pendek waktu yang bisa dipergunakan untuk persiapan. Maka akan semakin besar pula biaya yang harus disisihkan,” tegas Eko. Dia menambahkan, berapa pun penghasilan kita, minimal 20% dari penghasilan rutin bulanan harus dapat disisihkan untuk proteksi dan investasi.

Sebagai acuan, usia pensiun rata-rata di Indonesia adalah 55 tahun. Seorang yang berusia 25 tahun memiliki masa waktu 30 tahun untuk mempersiapkan dana pensiun. Sementara, orang yang berusia 40 tahun hanya memiliki waktu 15 tahun.

Misalkan mereka sama-sama ingin memperoleh hasil Rp90 juta pada usia 55 tahun. Orang berusia 25 tahun cukup menyisihkan Rp250 ribu per bulan. Sedangkan mereka yang baru memulai pada usia 40 tahun, harus menyisihkan Rp500 ribu per bulan. Padahal jumlah biaya yang kita butuhkan pada usia pensiun nanti akan jauh berkali lipat lebih besar. Pasalnya, inflasi akan menggerus nilai uang yang kita kumpulkan.

Jika hanya mengandalkan fasilitas dana pensiun, seperti Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) atau Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) yang disediakan perusahaan, rata-rata hanya mampu memenuhi sekitar 20% biaya hidup kita nanti. Jika biaya hidup kita saat ini Rp3 juta per bulan, dengan perkiraan inflasi 10% - 12% per tahun, maka kebutuhan hidup kita saat pensiun nanti bisa mencapai Rp15,8 juta per bulan.

Hitung-hitungannya lagi, dengan perkiraan usia harapan hidup 75 tahun, maka kita harus memiliki dana untuk membiayai hidup kita dari usia 55 tahun sampai 75 tahun, atau sekitar 20 tahun masa pensiun. Itulah mengapa dana pensiun harus dipersiapkan sesegera mungkin.

Artikel Terkait