Advertorial
Intisari-Online.com – Gelas kaca yang sering kita gunakan sehari-hari untuk minum, rupanya berawal dari ketidaksengajaan. Bukan gelasnya, tetapi penemuan kaca yang secara tidak sengaja.
Pembuatan kaca telah dikenal di Syria (Suriah) sekitar 3000 tahun SM. Awalnya berupa manik-manik kaca. Bejana berceruk baru muncul pada 1500 SM.
Coremoulding adalah metode paling awal pembuatan kaca, yaitu bagian tengah bejana dicetak dengan tanah liat, ditancapkan dengan batang besi, dibentuk sesuai yang diinginkan.
Kemudian bahan dasar kaca dipanaskan menjadi kaca cair. Bahan dasar pembuatan kaca pada awal mula adalah pasir (silika), soda (sodium oksida), dan kapur (kalsium oksida).
Secara konstan, kaca cair itu dipanaskan dan bentuknya dihaluskan dengan cara digulung di atas batu datar.
Baca juga: Kurang dari 5 Menit, Berikut Cara Mudah Memotong Botol Kaca untuk Membuat Pot Bunga
Kemudian diberi hiasan dengan menambahkan kaca berbeda warna. Setelah dingin, tanah liat di tengah ditarik keluar meninggalkan ceruk. Jadilah sebuah bejana berceruk.
Kemudian bangsa Mesir mempelajari teknik pembuatan kaca dari bangsa Syria. Mereka membuat manik-manik, termasuk gelas, dan botol kecil.
Lantas industri kaca berkembang di Mesir dan Mesopotamia hingga sekitar 1200 SM, dan kemudian perlahan berhenti selama beberapa ratus tahun.
Di abad ke-9 SM, Syria dan Mesopotamia terkenal sebagai pusat pembuatan kaca dan industri ini menyebar sepanjang wilayah Mediterrania.
Informasi tentang penemuan kaca juga ditulis oleh Plini seorang jenderal militer sekitar tahun 3000 SM.
Baca juga: Agar Tidak Mudah Tertembak Jatuh, Pilot Tempur pun Butuh Kaca Spion di Dalam Kokpit Jet Tempurnya
Saat itu kapal bangsa Phoenisia (sekarang Lebanon) mengangkut nitrum yakni campuran soda dan potas. Campuran potas dan soda ini dibentuk menyerupai batu bata.
Ketika berlabuh para awak kapal hendak memasak. Tetapi mereka tidak memiliki batu sebagai tungku untuk mengganjal panci agar tidak terguling.
Seseorang dari mereka berinisiatif menggunakan balok soda dan potas atau nitrum sebagai tungku. Karena api begitu panas nitrum tadi meleleh dan bercampur dengan pasir pantai yang juga meleleh. Hasil percampuran inilah awal mula terbentuknya kaca.
Kemudian percampuran nitrum dan pasir oleh bangsa Mesir dikembangkan pada tahun 1500 SM. Pada waktu itu bangsa Mesir mulai menggunakan kaca untuk dijadikan manik-manik, botol, dan gelas.
Bahkan mereka telah mengembangkan kaca menjadi berwama-warni sebagai perhiasan dan tongkat sihir.
Setelah dari bangsa Mesir, teknik membuat kaca menyebar ke Yunani pada 500 SM. Kemudian pusat kerajinan kaca pertama muncul di Alexandria, Mesir, dan Byzantium (Turki).
Teknik pembuatan kaca ini pun menyebar lagi ke Romawi, lalu disebarkan lagi oleh bangsa Romawi ke Eropa dan Cina.
Sehingga tak heran sampai sekarang kerajinan kaca banyak dihasilkan dari Eropa dan Cina.
Penemuan pipa tiup memungkinkan untuk menghasilkan kaca-kaca dengan bentuk yang lebih baik. Pipa tiup telah digunakan selama 2000 tahun untuk menghasilkan bejana, vas, gelas, botol, dan bermacam benda-benda kaca lainnya.
Pipa tiup berupa pipa besi panjang. Di salah satu ujungnya dipasangi kaca cair, dan gumpalan kaca yang mulai segera mengeras, dimasukkan ke cetakan. Kemudian kaca ditiup hingga mengembang mengikuti bentuk cetakan.
Jadilah gelas-gelas kaca .... [Dari pelbagai sumber/Bimo]
Baca juga: (Foto) Dari Kacamata Hingga Toilet, Inilah 7 Bentuk Awal Benda-benda yang Digunakan Manusia