Intisari-online.com - Beberapa negara Eropa khususnya Inggris, mungkin bukanlah negara dengan penduduk mayoritas muslim.
Meski kondisi tersebut membuat beberapa minoritas muslim, seorang gadis bernama Maariya asal Luton ini adalah pengecualian.
Kisahnya sebagai penghawal Al Qur'an di usia dini adalah suatu kebanggan tersendiri.
Dia mulai menghafal Al Qur'an sejak berumur 5 tahun.
Dia pertama kali menghafal Surah Yasin dalam sebuah tantangan amal untuk mengumpulkan uang untuk Suriah.
Baca Juga : 'Partikel Tuhan', Penemuan Gila yang Menurut Stephen Hawking Bisa Memicu Kiamat
Tak lama setelah itu, ia menyelesaikan menghafal Juzz terakhir Al-Qur'an di sebuah madrasah lokal.
Ibunya memperhatikan bahwa dia adalah seorang pembelajar cepat dan menginginkan Maariya menjadi hafidhah.
Namun disayangkan karena di tempat asalnya, tidak ada kelas lengkap yang tersedia.
Sehingga dia memutuskan untuk membimbing putrinya menjadikannya hifdhnya dengan sendiri.
Dia mengatakan pada IlmFeed bahwa hal itu tidak mudah dan membutuhkan banyak kesabaran untuk dirinya dan putrinya.
Mereka harus mengikuti jadwal yang ketat di mana Maariya akan belajar 5 jam sehari, dalam satu sesi sebelum ia pergi sekolah di mana dia akan belajar sesuatu yang baru.
Lalu ia mengikuti sesi sepulang sekolah di mana dia akan membaca apa yang telah dia pelajari dan sesi lain setelah makan malam untuk revisi.
Source | : | IlmFeed |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR