Advertorial

Inilah Edisi Terbaru Kama Sutra, Dibuat Khusus untuk Kaum Millennial, Apa Bedanya?

Khena Saptawaty
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Intisari-Online.com – Anda yang sudah atau sedang bersiap menikah, pasti pernah mendengar tentang buku Kama Sutra.

Bahkan pasti di antara anda sudah pernah atau memiliki buku tersebut.

Buku aslinya yang ditulis sekitar 1.600 tahun lalu itu, terkenal akan nasihat praktis tentang tehnik bercinta.

Buku itu juga mengandung nasihat seperti memakai seorang pelacur dan menjaga keharmonisan rumah di antara wanita itu dan istrinya.

Baca juga:Viral! Ketagihan Game Mobile Legends, Wanita Ini Harus Terkapar di Rumah Sakit dalam Kondisi Mengerikan

Buku Kama Sutra diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris kali pertama pada 1883.

Terjemahan itu dipandu oleh penjelajah zaman Victoria, Sir Richard Burton.

Nah, di edisi terbaru The Kama Sutra of Vatsyayana diluncurkan oleh The Folio Society pada pekan ini.

Buku ini dijual seharga 395 poundsterling atau Rp7,9 juta untuk edisi terbatas sebanyak 750 buku.

Baca juga:Pesawat Kim Jong Un Terancam Ditembak Jatuh Saat Menuju Singapura, Jet-Jet Tempur China pun Siap Mengawal

Menurut penerbitnya, edisi terbaru Kama Sutra ditujukan bagi pembaca modern atau kaum milineal.

Buku terbaru ini dibuat menjadi versi ‘imajinasi yang lebih hidup’ akan panduan seks kuno.

Dan, untuk kali pertama ilustrasi bukunya dibuat oleh seorang wanita, Victo Ngai.

Baca juga:Dilecehkan Bule di Depan Umum, Lihat Cara Wanita Ini Membalas, Lebih Menohok daripada Via Vallen!

Ilustrator peraih penghargaan yang berbasis di Los Angeles, Amerika Serikat, itu dianggap menghidupkan buku tersebut.

Victo Ngai dikenal akan ilustrasi dongengnya yang modern, seperti buku Norse Mythology karya Neil Gamain.

Ia juga dikenal sebagai ilustrator wanita pertama yang menafsirkan teks terkenal.

Manuskrip asli, dari masa akhir abad ketiga itu, kebanyakan disesuaikan untuk pembaca pria.

Namun, Victo meyakini dia membawa sebuah perspektif baru para feminis pada buku yang berusia 2.000 tahun tersebut.

“Memeriksa bagian-bagian baru dalam pandangan ke belakang, aku yakin aku telah bekerja dari lubuk hati sebuah perspektif sentris wanita,” kata Victo Ngai.

Ia memberi contoh, banyak adegan yang dikomposisikan dalam sebuah cara yang meletakkan pandangan dari sudut pandang wanita.

Sementara penulisan sering merefleksikan sikap patriarkhal pada masa itu.

Tujuannya adalah menjaga sisi erotik dari buku itu, sambil menjaga suatu rasa keluwesannya.

“Kama Sutra dalam intinya adalah sebuah buku panduan mencapai Karma yang baik, yaitu cinta, kesenangan sensual, yang merupakan satu dari empat purusartha atau tujuan dalam hidup,’ jelas Victo Ngai.

Ia menambahkan, seks adalah bagian besar dalam buku itu, tetapi ada lebih banyak lagi dari sekadar posisi persetubuhan, berlawanan dengan peranan dalam budaya populer.

Jadi daripada membuat ilustrasi yang melebih-lebihkan seksual, ia mencoba untuk mengarah ke arah yang bagus dalam menciptakan sesuatu yang mengiurkan, bijaksana, dan luwes secara bersamaan.

Dilansir dari MailOnline, Jumat (8/6/2018), setiap buku juga mengandung 25 interpretasi hitam dan putih akan posisi hubungan intim.

Juga, sebuah gambar tanda tangan seniman pada pasangan yang bercinta di Embrace of Thighs.

Baca juga:Iran Diprediksi Akan Kalah Andai Berperang Melawan Israel, Ini Hitung-hitungannya

Artikel Terkait