Intisari-Online.com -Sebuah pesawat pembawa para pemain klub sepakbola Brasil Chapecoenseterjatuh di Kolombia. Rencananya, rombongan ini akan bertandingan pada laga final Copa Sudamericana melawan Atletico Nacional, Rabu besok.
Baca juga:10 Orang Paling Beruntung dalam Sejarah Manusia: Dua Kali Terhindar dari Kecelakaan Pesawat Terbang
Kabar terakhir menyebutkan, dari 81 penumpang--22 di antaranya pemain Chapecoense--hanya lima penumpang yang selamat. Dari lima itu, tiga di antaranya pemain Chapecoense: pemain bertahan Alan Ruschel dan kiper Danilo Padilha dan Jackson Follman; mereka sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Kecelakaan yang disebabkan masalah listrik ini terjadi sesaat sebelum pesawat mendarat di Medellin. Pesawat terbelah setelah menghantam sebuah bukit tak jauh dari bandara itu sekitar pukul 22.00 waktu Kolombia.
Sang pilot dikabarkan telah membuka pintu bahan bakar untuk mencegah ledakan yang lebih besar di detik-detik pascakecelakaan.
Ruschel—yang menderita patah pinggul dan luka di kepala—terdengar meminta petugas medis untuk menyelamatkan cincin perkawinannya sesaat setelah tiba di rumah sakit.
Tak lama berselang, sebuah video muncul di Twitter menunjukkan detik-detik ketika pesawat itu menghilang dari radar sekitar pukul 22.15 waktu setempat. Sebelumnya, pilot mengumumkan keadaan darurat 15 menit sebelumnya.
Proses evakuasi berjalan kurang maksimal lantaran Kolombia sedang dihantam badai besar. Lokasi kecelakaan hanya bisa diakses dari darat lantaran kondisi iklim dan visibilitas yang rendah. Kondisi ini juga memaksa Angkata Udara Kolombia menghentikan pencariannya untuk sementara.
Chapecoense lolos ke final Copa Sudamericana setelah mengalahkan klub Argentina San Lorenzo pekan lalu. Kegembiraan seluruh skuat tergambar dari postingan foto dan video Facebook resmi klub ketika menunggu pesawat yang hendak mengantarkan mereka ke Kolombia di Bandara Internasional Viru Viru di kota Santa Cruz de la Sierra, Bolivia.
Chapocoense, yang berasal dari kota Chapeco, berhasil promosi ke divisi pertama Liga Brasil pada 2014 lalu—yang pertama sejak 1970-an. Sementara Copa Sudamericana sendiri merupakan kompetisi tertinggi kedua di Amerika Selatan setelah Copa Libertadores.
Klub sepakbola di seluruh dunia langsung menunjukkan rasa belasungkawanya untuk Chapecoense dan tragedi ini.