Rasa lapar yang sebenarnya bisa menurunkan gula darah, menyebabkan sakit kepala, tidak berenergi, atau perut berbunyi.
Intisari-Online.com – Rasa lapar terkadang menjadi ‘misteri’ tersendiri. Mungkin kita pernah kelaparan, meskipun telah menyantap makanan dalam waktu yang relatif belum lama. Terkadang, memang sulit untuk membedakan rasa lapar karena tubuh membutuhkah makanan, atau rasa lapar yang dikarenakan nafsu semata. Makanya, akan lebih baik bila kita mengenali jenis rasa lapar agar dapat mengendalikannya.
1.Lapar yang sesungguhnya
Lapar yang sesungguhnyaLapar yang sesungguhnya Rasa lapar yang sesungguhnya dapat merubah kondisi tubuh kita. Menurut Susan Albers, PysD, penulis EatQ, rasa lapar yang sebenarnya bisa menurunkan gula darah, menyebabkan sakit kepala, tidak berenergi, atau perut berbunyi. Sayangnya, banyak orang menunggu hingga rasa lapar datang menghampiri. Barulah setelah itu menyantap makanan dengan porsi yang besar. “Kalap”, banyak orang menyebutnya. Nah, untuk mengatasinya, sediakanlah camilan di tas atau laci meja kerja Anda.
Lapar saat menonton TVLapar saat menonton TV Makan sambil menonton serial TV favorit memang amat mengasyikan. Namun, tanpa disadari, hal itu dapat membuat kita mengonsumsi lebih banyak makanan. Kondisi itu bisa disebut dengan “amnesia makan”.
American Journal of Clinical Nutrition mengatakan, makan sembil melakukan aktivitas lain membuat kita mengasup kalori lebih banyak. Solusinya, carilah kegiatan lain untuk menyibukkan tangan. Selain itu, gantilah ke saluran TV lain ketika muncul sebuah iklan makanan, hal ini dapat menekan nafsu kita untuk makan.
3. Lapar karena bosan
Lapar karena bosan Lapar karena bosan Tak jarang orang yang merasa bosan akan berujung dengan memeriksa apa yang ada di dalam kulkas. Menurut Albers, banyak orang mengonsumsi makanan hanya karena merasa bosan, bukannya kelaparan. Nah, cara mengatasinya mudah kok. Milikilah setidaknya lima aktivitas yang ktia sukai. Seperti membaca, berenang, hingga bermain bersama hewan peliharaan.
Lapar di sore hariLapar di sore hari Menjelang sore hari biasanya energi akan menurun. Namun, kita harus tetap berkonsentari hingga akhir jam kerja. Nah, untuk mengatasinya, siapkanlah camilan sehat yang mendangdung protein tinggi. Seperti kacang, keju, atau yoghurt yunani. Camilan berprotein ini membantu tubuh tahan terhadap lapar hingga makan malam.
5. Lapar karena stres
Lapar karena stresLapar karena stres “Saat stres biasanya kita tak akan menjadi pemilih terhadap makanan,” ujar Albers. Alhasil, akan membuat kita sembarang dalam memilih makanan. Lalu, bagaimana mengatasinya? Caranya memang gampang-gampang susah, kita harus memutuskan dari sumbernya, yakni stres itu sendiri. Caranya dengan melakukan aktivitas yang bisa melawan stres. Olahraga atau meditasi, misalnya.
6. Lapar karena melihat
Lapar karena melihatLapar karena melihat Lapar karena melihat, sering juga disebut sebagai “lapar mata”. Pernakah Anda memakan kue yang tersisa dari pertemuan makan siang? Atau tak menyia-nyiakan makanan gratis yang ada di ruang kerja? Bila iya, ada cara untuk mengubah kebiasaan itu. Sebaiknya, pikirkan dulu sebelum kita mengambilnya. Buatlah keputusan: memakannya atau membiarkannya.
Bila ingin mengambil kue itu, pastikan diri Anda dapat menikmatinya. “Rasa bersalah akan membuat kita makan dengan cepat, lalu ingin memakannya lagi hingga merasa cukup,” jelas Minh-Hai Alex RD, dari Mindful Nutrition Seattle. Yang perlu diingat, sepotong kue memang tak akan membuat berat badan bertambah. Namun, ceritanya akan beda lagi bila dikonsumsi secara teratur.
2 Mei 1899: Lahirnya Ki Hajar Dewantara/Diperingari sebagai Hari Pendidikan Nasional
Hari Pendidikan Nasional ditetapkan oleh pemerintah Indonesia untuk memperingati kelahiran Ki Hajar Dewantara salah satu pelopor pendidikan di Indonesia dengan Taman Siswa-nya
1 Mei 1890: Hari Buruh Pertama Dirayakan
1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh yang dirayakan oleh para pekerja dan gerakan buruh di banyak negara di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
2 Mei 1899: Lahirnya Ki Hajar Dewantara/Diperingari sebagai Hari Pendidikan Nasional
Hari Pendidikan Nasional ditetapkan oleh pemerintah Indonesia untuk memperingati kelahiran Ki Hajar Dewantara salah satu pelopor pendidikan di Indonesia dengan Taman Siswa-nya
1 Mei 1890: Hari Buruh Pertama Dirayakan
1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh yang dirayakan oleh para pekerja dan gerakan buruh di banyak negara di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
2 Mei 1899: Lahirnya Ki Hajar Dewantara/Diperingari sebagai Hari Pendidikan Nasional
Hari Pendidikan Nasional ditetapkan oleh pemerintah Indonesia untuk memperingati kelahiran Ki Hajar Dewantara salah satu pelopor pendidikan di Indonesia dengan Taman Siswa-nya
1 Mei 1890: Hari Buruh Pertama Dirayakan
1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh yang dirayakan oleh para pekerja dan gerakan buruh di banyak negara di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.