Intisari-Online.com - B-17 Flying Fortress adalah pesawat ikonik dari era Perang Dunia II. Dikenal sebagai pembom kelas berat dengan empat mesin yang ditawarkan kepada Angkatan Udara Amerika Serikat oleh perusahaan pesawat, Boeing.
Pesawat ini menjadi kekuatan tempur utama dari Angkatan Udara Amerika Serikat. B-17 awalnya menjabat sebagai pembom strategis di siang hari, dengan target utama militer dan kompleks industri Jerman.
Pembom jarak jauh yang mampu terbang mencapai kecepatan 287 mph (462 km / jam) itu mampu mempertahankan diri dengan bantuan tiga pistol menara yang dioperasikan dari lambung pesawat. Satu di hidung, satu di atas kokpit dan sebuah ball turret (kubah bola) di lambung pesawat.
Dari 1,5 juta ton bom yang sekutu dijatuhkan oleh sekutu di Jerman, 640.000 ton dilontarkan oleh B-17. Pembom itu menjadi subjek mitos – karena dianggap mampu menahan kerusakan ekstrim dan masih bisa kembali ke rumah dengan selamat.
Salah satu kunci dari kemampuan mempertahankan diri yang melegenda ini adalah keberadaan “benteng terbang” ball turretgunner yang "bergelantungan" di lambung pesawat. Ball turret gunner biasanya terdiri darisatu atau dua orang penembak yang bertugas untuk menangkal serangan dari berbagai sisi sebelum mereka berhasil menjangkau B-17.
Banyak yang mengklaim selamatnya B-17 lebih disebabkan oleh keberadaan skuadron tempur yang mengiringi penerbangan B-17, yang memang bertugas menjadi pelindung tambahan.
Padahal, keandalan sekaligus pengorbanan yang besar dari para ball turret gunner ini tak bisa dielakan. Pengorbanan mereka “bergelantungan” di bawah lambung pesawat menjadi kunci keberhasilan B-17 bisa pulang ke pangkalan dengan selamat.
Berikut ini potongan video langka yang menunjukkan peran mereka.