Intisari-Online.com - Seperti hari biasa, Darrin berjalan di sepanjang trotoar untuk mencapai kantornya. Hari ini dalam perjalanannya, ia melewati seorang pria yang duduk di pinggir trotoar sambil menyodorkan kaleng kosong dengan maksud meminta uang, yang mungkin akan digunakan untuk membeli makanan. Pria tersebut tampak lusuh. Tak ada receh dalam saku Darrin. Ia kemudian melanjutkan perjalannya melewati pria tadi.
Setelah jam kantor selesai, Darrin pun pulang ke rumah melewati jalan yang sama seperti ia tadi pergi ke kantor. Darrin kemudian kembali menemukan pria yang duduk di pinggir trotoar tadi, namun kali ini tidak sendirian.
Pria tersebut bersama seorang perempuan yang duduk bersebelahan dengannya. Perempuan itu tidak juga memberinya uang ataupun bungkusan makanan. Perempuan itu sedang memegang roti berisi ayamnya, kemudian membelahnya menjadi dua untuk diberikan sebagian kepada pria tadi. Setelah itu, perempuan tersebut tidak beranjak pergi. Ia tetap duduk dan mulai mengajak pria itu bicara. Mereka saling bercerita akhirnya.
Darrin pun terketuk hatinya. Darrin melihat bahwa perempuan itu tidak memperlakukan si pria seperti membutuhkan bantuan materi, namun lebih kepada pemberian kasih sayang serta perhatian.
Siapapun perempuan itu, Darrin bersyukur karena telah diberikan tontonan yang menyejukkan dan menjadi bahan intropeksi diri. Sebagian orang tidak ingin bantuan, tapi hanya ingin perhatian.