Melihat Hari-hari Pertama Pengganti Ahok Memimpin Jakarta

Moh. Habib Asyhad
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Sumarsono, si pegganti Ahok memimpin Jakarta
Sumarsono, si pegganti Ahok memimpin Jakarta

Intisari-Online.com -Sumarsono telah ditunjuk sebagai pengganti Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memimpin Jakarta oleh Kementerian Dalam Negeri. Jumat (28/10) kemarin Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri itu resmi bekerja sebagai “orang nomor satu” di Jakarta sebagai pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta.

Kita tahu, Ahok dan Djarot Saiful Hidayat tengah mengambil cuti kampanye Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017.

Hari pertama menjalani tugas sebagai Plt Gubernur DKI Jakarta, tak ada keramaian di Pendopo Balai Kota, di pagi hari, seperti yang biasanya terjadi saat Basuki atau Ahok menjabat Gubernur DKI Jakarta.

Ketika belum masuk waktu cuti kampanye, pendopo Balai Kota selalu dipenuhi warga yang ingin berfoto maupun mengadu berbagai permasalahan kepada Ahok.

Saat itu, Soni—sapaan akrab Sumarsono—memang tidak langsung ke Balai Kota DKI Jakarta karena ditugaskan menjadi Inspektur Upacara (Irup) apel peringatan Hari Sumpah Pemuda di IRTI Monas. Sekitar pukul 09.00, ia bersama rombongan pejabat DKI Jakarta kembali ke Balai Kota. Mereka langsung masuk ke dalam kantor dan tak melayani warga. Pasalnya, tidak ada satu pun warga yang menunggu di Balai Kota DKI Jakarta.

Soni kemudian mempersilakan wartawan masuk ke dalam ruang tamu untuk melakukan sesi wawancara. Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah terus mendampinginya dan sesekali menjawab pertanyaan wartawan yang belum dapat dijawab Soni.

Satu jam berselang, Soni dan rombongan meluncur ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta serta Bawaslu DKI Jakarta. Di sana ia mendengarkan pemaparan terkait persiapan Pilkada DKI Jakarta 2017.

Pada acara itu, Soni berpesan agar penyelenggaraan Pilkada DKI 2017 berlangsung aman dan damai. Selain itu, ia meminta pegawai negeri sipil (PNS) DKI Jakarta bersikap netral pada Pilkada DKI Jakarta 2017. “Bukan hanya ASN (aparatur sipil negara) yang harus netral. Tapi Bawaslu dan KPU juga harus profesional, netral,” kata Soni.

Setelah itu melanjutkan tinjauannya ke kantor wali kota dan menghadiri sidang paripurna laporan reses anggota DRPD DKI Jakarta.

Tak hanya itu, Soni juga terlihat memimpin rapat informal bersama Kepala Bappeda DKI Jakarta Tuty Kusumawati, Wakil Kepala Badan Pengelola, Keuangan, dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta Michael, dan lainnya di sebuah meja bundar di restoran Jak Bistro, Balai Kota.

Hari ke-3

Pada hari ke-3, tepatnya Minggu (30/10), Soni berolahraga pagi di kawasan car free day (CFD), Jakarta Pusat. Ia memulai dengan berjalan cepat dari Bundaran Hotel Indonesia menuju Monumen Nasional. Selain berolahraga, tampaknya Soni juga memantau kebersihan taman, melihat diorama, serta naik ke Tugu Monas.

Menjelang siang, ia kembali ke kawasan Gedung Sarinah, Thamrin. Kepada wartawan, Soni mengaku menemukan hal mengejutkan saat berkeliling Monas. “Semuanya happy dan positif, termasuk yang mengejutkan, tidak satu pun pedagang mengatakan ada tarikan pungli atau retribusi,” kata Soni.

Hal ini, menurut Soni, membuktikan pemerintah bekerja dengan baik. Selain itu, pedagang hanya membayar retribusi resmi kepada pemerintah. Tidak lagi melalui preman maupun oknum yang menjadi calo.

Dari hasil kunjungannya ke Monas, Soni memiliki sebuah ide. Ia akan mengganti pedagang “Lenggang Jakarta” yang tidak bisa menjaga kebersihan. Pemilik kios harus bertanggungjawab membersihkan lingkungan mereka masing-masing. Idenya adalah memberi stiker bagi tiap pedagang. Kebersihan lapak pedagang nantinya ditandai dengan sebuah stiker berwarna.

Jika stiker berwarna hijau, lanjutnya, pemiliknya dapat menjaga kebersihan. Sementara stiker berwarna kuning berarti waspada. “Kalau stiker warna merah ini peringatan. Terpaksa pengelolanya kami gusur, ganti orang lain, karena enggak bisa jaga kebersihan. Tapi, rencana ini baru sekadar ide dan masih harus dikaji,” ujar Soni.

Artikel Terkait