Intisari-online.com—Ingat satu hal ini. Ada perbedaan yang sangat kentara antara orang yang benar-benar bermental kuat dengan orang yang berpura-pura kuat. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa orang yang berpura-pura kuat justru berisiko terhadap kesehatan mentalnya sendiri.
Berkata “Saya tidak takut, kok,”, “saya tidak butuh..”, bukan berarti Anda orang yang benar-benar kuat secara mental. Bisa saja saat itu Anda hanya berpura-pura menjadi kuat.
Berikut cirinya jika Anda hanya berpura-pura kuat:
1. Menutupi rasa tidak aman
Orang yang berpura-pura kuat akan sering menutupi rasa tidak amannya dengan berkata pada dirinya sendiri bahwa ia bisa dan kuat. Namun, jauh di lubuk hatinya ia merasa ragu akan dirinya sendiri.
Orang yang memiliki mental yang kuat tidak akan menghabiskan waktu untuk menutupi kelemahannya, justru ia akan berjuang untuk mengembangkan dirinya.
2. Berpikir bahwa kegagalan bukanlah sebuah pilihan
Orang memang akan tampak seolah-olah kuat ketika ia dengan percaya diri menyatakan dirinya tidak akan pernah gagal. Sehingga ia cenderung senang memamerkan kemampuannya ketimbang mempelahari hal yang baru.
Orang yang kuat mental memandang kegagalan sebagai sebuah langkah menuju sukses. Ia percaya bahwa kemampuannya bisa semakin diasah sekalipun harus melewati kegagalan. Hal ini terjadi karena ia mampu belajar dari kesalahannya.
3. Harga dirinya berdasar pada penilaian orang
Orang yang berpura-pura kuat sangat peduli dengan apa kata orang mengenai dirinya. Opini orang lain sangat mempengaruhi konsep dan harga dirinya.
Sebaliknya, orang yang kuat mental, ia tidak khawatir apakah sebaiknya ia menunjukkan atau membuktikan dirinya di hadapan orang lain. Ia mau mengakui kelemahannya untuk lebih kuat.
Source | : | psychologytoday.com |
Penulis | : | Tika Anggreni Purba |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR