Intisari-Online.com – Riko baru saja menyelesaikan pendidikannya di sekolah menengah atas. Ia ingin sekali melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, tetapi orangtuanya sudah tidak mampu lagi membiayai pendidikannya. Ia pun memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya, meskipun harus mengubur cita-citanya.
Ia sesungguhnya ingin sekali menjadi dokter. Menurutnya, dokter merupakan suatu profesi yang sangat mulia karena bisa membantu menyembuhkan orang dari penyakit. Namun karena ketiadaan biaya pendidikan, ia harus kembali ke kampung untuk membantu orangtuanya.
Di kampung, setiap hari ia selalu membantu kedua orangtuanya bekerja di sawah. Orangtuanya adalah petani. Sayangnya, mereka hanya bisa bekerja sekali setahun karena hanya mengandalkan air hujan sebagai sumber pengairan utama. Jika musim hujan usai, tidak ada pekerjaan lain yang bisa dilakukan.
Ketika sedang duduk sendiri, ia berpikir bagaimana cara mendatangkan air untuk mengaliri sawah sehingga para petani bisa tetap bekerja sepanjang tahun tanpa harus menunggu musim hujan. Namun, ia menemui kesulitan. Untuk bisa mendatangkan air dari mata air, ia harus membuat terowongan di sebuah bukit agar air bisa mengaliri area persawahan dengan mudah. Ia sendiri bingung bagaimana melakukannya, karena untuk membelah bukit membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak. Sebelumnya, ia telah bertukar pendapat dengan para petani, tetapi pendapatnya ditolak dengan alasan hal tersebut tidak akan pernah bisa dilakukan oleh siapa pun.
Suatu hari, Riko menemui seorang tokoh bijak yang sering dimintai nasihat penduduk untuk menyelesaikan suatu masalah. Ia pun menceritakan semua keinginannya. Tokoh bijak itu lantas berkata, “Jangan menunggu terlalu lama, Anak Muda. Tidak akan pernah ada waktu yang tepat selain saat ini. Lakukan apa pun yang ingin kau lakukan sekarang juga.”
Riko pun segera memulai misinya. Setiap hari, ia selalu berusaha untuk membuat terowongan melalui bukit. Saat itu tepat musim kemarau, ia tidak memiliki pekerjaan lain untuk dilakukan. Riko terus melakukan pekerjaannya dengan penuh semangat. Melihat Riko selalu bersemangat dalam bekerja, dengan sendirinya para penduduk ikut membantu membuat terowongan melalui bukit untuk mengalirkan air menuju persawahan. Dua tahun kemudian, terowongan itu selesai dikerjakan dan air dari mata air dapa tmengalir dengan mudah ke area persawahan.
Dengan demikian, semua petani bisa bekerja sepanjang tahun tanpa harus menunggu datangnya musim hujan. Seluruh penduduk sangat bangga dengan semangat Riko yang selalu ingin membantu banyak orang. Sebulan kemudian, setelah keberhasilannya membuat terowongan, Riko dipilih dan dipercaya untuk menjadi kepala desa setempat.
Semua manusia menginginkan kesuksesan, tetapi hanya sebagian yang berhasil meraihnya, sementara yang lain tidak mendapatkan apa-apa. Sesungguhnya, semua manusia berhak untuk meraih kesuksesan. Orang yang sukses adalah mereka yang selalu mulai melakukan sesuatu. Di sisi lain, mereka yang tidak mendapatkan kesuksesan biasanya adalah orang yang selalu menunggu waktu yang paling tepat.
Kesuksesan tidak bisa ditunggu. Kesuksesan harus dimulai. Tidak ada sukses yang menghampiri. Kesuksesan pasti diraih jika kita berani memulai.
Jika seseorang ingin bepergian, yang harus dilakukan adalah mulai berjalan. Kita tidak akan pernah sampai ke tempat tujuan jika tidak dimulai dengan langkah awal. Langkah awal adalah penentu. Ketika kita mulai melangkah, meskipun perlahan, suatu ketika kita pasti sampai di tempat tujuan.
Bila kita takut memulai sesuatu yang besar, mulailah dengan melakukan sesuatu yang kecil. Langkah awal meskipun kecil, hal tersebut bernilai besar. Segala sesuatu yang telah dicapai oleh orang-orang besar di belahan dunia ini dimulai dengan langkah kecil.
Jangan menunggu untuk melakukan sesuatu yang besar. Mulailah melakukan hal kecil, dan jangan berhenti melakukannya. Belajarlah untuk bertumbuh dari hal kecil. Kesuksesan sejati bukan dimulai dari hal besar, melainkan hal kecil yang dipelihara dan dikembangkan.