Intisari-Online.com – Suatu ketika, seorang pemuda pergi untuk meminta petunjuk dari seorang pengusaha yang sangat sukses. Saat hendak berbicara, sang pengusaha sukses itu berkata “Sebaiknya kita ke ruang saya saja di lantai dua. Ruangan ini hanya saya gunakan untuk membaca jika sedang tidak ada kegiatan.” Pemuda itu pun menuruti permintaan sang pengusaha.
Mereka lantas keluar dari ruangan tersebut untuk menuju ruangan di lantai dua. Mereka harus melewati suatu lorong yang panjang. Di sepanjang lorong tersebut, ada begitu banyak pintu lift yang berjejer. Beberapa saat kemudian, sang pengusaha itu langsung masuk terlebih dahulu melalui sebuah pintu. Ketika ia masuk, semua pintu mulai tertutup. Mengetahui semua pintu telah tertutup, pemuda itu sangat bingung karena tidak tahu bagaimana ia harus masuk. Ia baru pertama kali menginjakkan kaki ke gedung tersebut. Pemuda itu berdiri sambil terus melihat semua pintu yang ada di hadapannya dengan harapan salah satu pintu terbuka agar ia bisa masuk untuk menuju ke atas. Namun, tidak ada satu pun pintu yang terbuka. Semuanya telah tertutup.
Di sisi lain, sang pengusaha sukses telah sampai di ruangannya sambil menunggu kedatangan pemuda yang hendak berkonsultasi itu. Selama itu, ia terus mengawasi pemuda tersebut melalui layar monitor yang ada. Semua sisi gedung itu dilengkapi dengan kamera, sehingga seluruh sudut gedung bisa terpantau. Pemuda itu masih terus menunggu sampai pintu lift terbuka. Namun, pintu itu tak kunjung terbuka.
Beberapa saat kemudian, pengusaha itu turun kembali untuk menjemput kliennya yang sedang kebingungan menunggu pintu terbuka. Pengusaha itu bukan turun melalui lift melainkan melalui tangga menuju tempat pemuda itu menunggu. Pemuda itu tidak mengetahui kedatangan pengusaha sukses itu. Ia turun persis di belakang pemuda itu, lalu berkata, “Sedang apa kamu di sini? Saya telah menunggu kedatanganmu, tetapi kamu belum sampai juga.”
Lantaran kaget dan terlampau emosi, pemuda itu spontan menjawab, “Saya sedang menunggu pintu sialan ini terbuka, tetapi sampai sekarang belum juga terbuka.”
Seusai berbicara, ia membalikkan badan ke belakang untuk mengetahui siapa gerangan yang berbicara, ternyata pengusaha yang ingin ia temui. Ia kaget sebab pengusaha itu berdiri persis di bawah anak tangga yang menuju ke atas.
“Jika kamu menunggu pintu-pintu itu terbuka, kamu harus menunggu lama sebab gedung ini sangat tinggi. Mengapa kamu tidak naik melalui tangga ini? Toh semuanya menuju ke atas,” kata pengusaha sukses itu.
Pemuda itu tidak bisa berbicara karena ia lebih berfokus pada pintu-pintu lift yang ada di depannya. Ia menjadi tidak melihat tangga yang ada di belakang. Mereka berdua lantas naik melalui tangga menuju lantai dua. Setelah sampai di ruangan pengusaha itu, pemuda itu memulai, “Maksud kedatangan saya adalah ingin mengetahui rahasia apa yang Bapak terapkan dalam kehidupan Bapak sehingga Bapak sangat sukses seperti sekarang ini.”