Intisari-Online.com – Di tempat Untung belajar, ada kebiasaan “habur” yaitu hari libur sehari. Para siswa boleh pergi. Pada saat liburan itu, setiap siswa diberi paket satu dos yang berisi nasi, lauk, dan buah. Kesempatan semacam ini umumnya digunakan untuk jalan-jalan.
Untung bersama teman-teman sekelompok menggunakan habur untuk jalan-jalan. Pada saat makan siang, Untung masuk ke sebuah rumah makan dan diikuti teman-temannya. Di rumah makan itu mereka hanya pesan minuman. Lalu, mereka membuka dos masing-masing dan mulai makan siang. Tentu saja hal ini menjadi tontonan bagi para pengunjung rumah makan itu.
“Umumnya, orang masuk rumah makan ‘kan pesan makanan. La anak-anak itu sudah bawa sendiri dan cuma pesan minuman!” komentar seorang yang kebetulan duduk di sebelah meja Untung sambil geleng-geleng kepala terheran-heran.
“Wah, untung dong, bisa tambah sambal dan saus gratis!” komentar yang lain.
“Yang punya rumah makan saja nggak komentar kok sampeyan menggerutu!” jawab salah seorang teman Untung.
“Mm… kami di sini cuman nunut makan kok Mas…! Daripada makan di tepi jalan, nggak sopan!” seloroh Untung disambut tawa teman-temannya.
Orang Jawa punya pepatah, “wong urip mono mung sadrema mampir ngombe.” Orang hidup di dunia ini, ibaratnya sekadar mampir minum. Begitu singkatnya! Namun, kiranya selain minum, toh orang butuh makan, butuh bekerja, butuh bergaul, butuh berdoa. Maka, menggunakan kesempatan yang ada semaksimal mungkin untuk melaksanakan kehidupan ini bukanlah sesuatu yang sia-sia. (Hidup Itu Lucu dan Indah)