'Contek' Cara Raja Ini Jika Anda Sulit untuk Menjaga Semangat

K. Tatik Wardayati
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Hidup bagaikan cahaya, lampu yang hidup.
Hidup bagaikan cahaya, lampu yang hidup.

Intisari-Online.com – Seorang raja ditanya oleh orang luar bagaimana ia mampu menjalankan kerajaannya begitu damai dan berhasil. Raja kemudian mengundang pemuda itu untuk berkeliling melihat kerajaannya. Sebelum pemuda itu berangkat berkeliling, raja menyampaikan kondisi perjalanannya. Ia lalu memberi pemuda itu sebuah lilin yang menyala dan mengatakan padanya bahwa dalam keadaan apapun, lilin itu tidak boleh mati.

Pada akhir perjalanan sepanjang hari itu, pemuda itu kembali dengan kelelahan. Raja bertanya bagaimana hari itu dan apa yang telah dilihatnya. Pria itu menjawab, “Tidak ada!”

“Mengapa bisa begitu?” tanya Raja.

“Yah, aku terlalu sibuk memastikan lilin ini tidak mati,” jawab pria itu.

“Ahhh,” kata Raja. “Dan itu adalah rahasia menjalankan kerajaan sendiri. Saya sangat sibuk memastikan cahaya batin saya tidak dipadamkan karena saya tidak ingin terjerat dalam keindahan lingkungan saya.”

Raja itu mengungkapkan rahasianya bahwa ia memastikan terang kesadarannya tidak padam, ini memungkinkan ia untuk tetap tidak terpengaruh oleh banyak kejadian “luar”. Ia mengungkapkan bahwa sementara ia melihat segala sesuatu yang dilihatnya bukan apa-apa, sehingga ia tidak terjebak atau terlalu asyik dalam tugas duniawi. Dengan cara ini ia mampu memberikan lebih dari sisi positifnya, sehingga rakyatnya bahagia dan hidup harmonis, itulah minyak yang membantu kelancaran kerajaannya.

Demikian pula dalam kehidupan kita. Kita tidak perlu mencoba menjauhkan diri dari dunia luar, seperti tidak mungkin untuk keluar dari kegelapan, tapi kita pasti bisa fokus untuk tinggal tenang dan damai, dengan kata lain, memastikan bahwa cahaya batin kita tidak mati!

Hidup kita juga bisa disamakan dengan cahaya; lampu hidup. Ketika lampu mati, semangat pun hilang dan tubuh tidak memiliki kilauannya. Ini bisa dianggap mati, namun tubuh yang mati, bukan terang. Cahaya tidak mati.

Kebajikan mencerahkan jiwa, tidak adanya kebajikan adalah tidak adanya cahaya dan kemudian kegelapan mengambil alih tubuh kita. Mari datang ke cahaya untuk melangkah keluar dari bayang-bayang ilusi, seperti ketakutan, ego, menyalahkan, rasa bersalah, dan kesedihan, dan melangkah ke momen abadi kebajikan.

Ketika kita belajar menguasai pikiran dan perasaan, kita mengisi tegangan, arus, dan cahaya batin kita. Sukacita, damai sejahtera, dan kasih memancarkan energi yang kuat dan positif, dan kita menyadari bahwa saat itulah kita memiliki kekuatan untuk mempengaruhi segala sesuatu di sekitar kita, seperti matahari. Kita menjadi cahaya pekerja, menyebarkan cahaya ke dunia.

Artikel Terkait