Mensyukuri Hidup Ketika Mempertaruhkannya

K. Tatik Wardayati

Editor

Mensyukuri Hidup Ketika Mempertaruhkannya
Mensyukuri Hidup Ketika Mempertaruhkannya

Intisari-Online.com – Pada dasarnya sebuah permainan, apa pun bentuknya, merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia. Pasalnya, dalam sebuah permainan semuanya sudah ditentukan secara jelas dan pasti. Ada aturan main, atau rule of the games yang harus ditaati. Waktu bermain pun sudah ditentukan secara jelas, kapan mulai dan kapan berakhirnya permainan. Menang atau kalah, itu perkara lain.

Padahal yang namanya hidup tidaklah demikian. Barangkali orang sengaja menciptakan permainan dan ikut bermain di dalamnya, hanyalah untuk membohongi atau mengolok-olok dirinya sendiri, paling tidak sekali dalam hidupnya, untuk berpikir bahwa hidup adalah permainan. Dengan kata lain, sebuah permainan merupakan salah satu cara untuk “lari” dari kenyataan. Namun, apa yang terjadi kalau hidup ini benar-benar dipakai sebagai objek permainan. Tentu masalahnya menjadi lain.

Di depan para muridnya, seorang Guru menceritakan pengalamannya bertemu dengan veteran prajurit mantan penerbang Perang Dunia II. Pada suatu hari prajurit itu harus menerbangkan ratusan pekerja rodi dari Cina untuk menggarap proyek jalan lintas hutan di kawasan Myanmar.

Jarak tempuh penerbangan tersebut cukup jauh dan lama. Untuk menghilangkan kebosanan sekaligus memanfaatkan waktu luang, para pekerja itu bermain judi dengan kartu. Awalnya mereka bertaruh dengan uang dan harta yang melekat di badannya. Nah, semakin lama lantaran tidak ada lagi yang dipertaruhkan, mereka bertaruh dengan hidupnya. Yang kalah harus terjun ke luar pesawat tanpa menggunakan parasut. Bayangkan!

“Alangkah mengerikan dan kejamnya mereka!” teriak seorang murid mendengar cerita tersebut.

“Memang benar,” jawab Guru. “Tapi dengan begitu justru permainan mereka semakin asyik!”

Kemudian ia melanjutkan bicaranya, “Engkau baru bisa mensyukuri hidup bila pernah mempertaruhkannya.” (Intisari)