Intisari-Online.com – Pernahkah Anda meminta diantarkan barang tertentu oleh orangtua saat dulu masih sekolah? Nah, sekolah ini melarang orangtua untuk mengantarkan barang yang tertinggal agar anak bertanggungjawab.
Straessle berkata bahwa sudah sejak lama sekolah ini memiliki misi untuk mengajarkan kemandirian pada anak laki-laki sejak dini. Mereka ingin mengajarkan tanggungjawab dan kemampuan untuk bertahan tanpa campur tangan orangtua. Straessle menekankan pentingnya kemampuan menghadapi sebuah masalah tanpa dibantu oleh orangtua karena dalam hidup ini tentu akan ada satu masa di mana semua orang sudah harus bisa berjuang sendiri tanpa bantuan orang lain.
Orangtua yang masih kontra dan ngotot berkata bahwa kebijakan itu merupakan kekerasan pada anak karena siswa yang kelaparan di sekolah tentu tak bisa belajar dengan baik. Menanggapi hal tersebut, Straessle berkata bahwa siswa tak mungkin kelaparan. Jika makan siang mereka tertinggal, selalu ada kantin tempat mereka bisa membeli makan. Jika tak ada uang, siswa juga bisa meminjam uang pada temannya.
Kepala sekolah itu juga menerangkan bahwa peralatan olahraga atau benda apapun yang tertinggal semuanya ada di sekolah. Jadi, siswa seharusnya bisa menyelesaikan masalah dengan mencari pinjaman. Jika yang tertinggal adalah tugas, mereka juga harus belajar menerima risiko poin yang dikurangi karena keterlambatan.
Aturan ini dinilai baik oleh sebagian besar orang. Anak-anak zaman sekarang dianggap terlalu lembek dan dimanjakan oleh orangtua. Banyak orang setuju bahwa mereka harus dikerasi untuk belajar bertanggungjawab.
(washingtonpost.com)