Tumor Otak Ringan Telah Membunuh Masa Pubertas Ken Baker

Moh Habib Asyhad

Editor

Tumor Otak Ringan Telah Membunuh Masa Pubertas Ken Baker
Tumor Otak Ringan Telah Membunuh Masa Pubertas Ken Baker

Intisari-Online.com -Masa remaja Ken Baker berbeda dengan rata-rata teman sebayanya. Ia tahu ada yang salah dengan dirinya tapi tidak ada apa sebabnya.

Tidak seperti kebanyakan anak-anak remaja, laki-laki yang berprofesi sebagai wartawan ini tidak punya obsesi seks. Bahunya yang kecil dan pinggulnya yang besar sempat membuatnya dipanggil “Pear”. Ia bahkan kerap mengeluarkan cairan putih dari putting susunya.

Masalah semakin runyam ketika berada di tempat tidur. Ia beberapa kali gagal menjalin hubungan secara awet karena tidak ada sama sekali dorong seks pada dirinya. Ia bahkan tidak bisa mengumpulkan energi untuk ereksi.

Awalnya ia berpikir bahwa penyebab persoalannya adalah psikis alih-alih fisik. Dan ia menolak mencari pertolongan medis hingga ia berusia 27 tahun ketika ia menceritakan seluruh masalahnya kepada kekasih yang sangat mendukungnya.

Dan perjalanan ke dokter benar-benar telah mengubah hidup Ken.

Ken, yang kini berusia 46 tahun, diberitahu oleh dokter bahwa dirinya mengidap tumor otak jinak yang menekan kelenjar hipofisis yang secara efektif membuat runyam masa pubertasnya. Tubuhnya juga sepuluh kali lebih banyak memproduksi hormon protactin yang biasanya dimiliki oleh ibu yang sedang menyusui.

Ken ketika berusia 27 tahun.

Ken pun melakukan operasi dan memaksa diri mengonsumsi obat-obatan testoteron untuk membalikkan keberuntungannya yang “hilang” selama lebih dari satu dasawarsa itu. Seolah-olah terakumulasi, seluruh hasrat seksualnya yang hilang itu berkumpul menjadi satu pascaoperasi; mulai dari berjerawat, mimpi basah, dan lainnya, di usianya yang sudah hampir kepala tiga.

Seluruh pengalaman ini kemudian ia tuangkan dalam sebuah buku berjudul Man Made yang terbit pada 2001 yang kini telah dibuat menjadi film dengan judul The Late Bloomer yang kabarnya akan tayang tahun ini. “Tiba-tiba, terutama setelah operasi, saya berubah menjadi remaji yang mudah terangsang yang melihat seks di mana-mana,” tulis Ken di New York Post.

Trailer The Late Bloomer. Video oleh Metro.co.uk

Tapi kebahagiannya itu telah memakan korban. Kekasihnya yang begitu mendukungnya untuk melakukan operasi meninggalkannya karena gairah seks Ken yang tak terkontrol. Ken mengaku pernah berkencan dengan enam perempuan hanya dalam beberapa bulan, hingga akhirnya bertemu Brooke yang kemudian menjadi istri dan memberinya dua anak.

“Saya tidak menyimpan rahasia apa pun. Brooke, seluruh keluarga, telah bekembang dengan komunikasi,” tambah Ken. “Kami telah menciptakan lingkungan di mana anak-anak merasa bebas berbicara tentang apa yang mereka rasakan, terlebih soal tubuh mereka. Penting untuk berbicara kebenaran diri Anda.”(Metro.co.uk)