Ini Dia, Empat Salah Kaprah Saat Berkendara Mobil (2)

Ilham Pradipta M.

Editor

Ini Dia, Empat Salah Kaprah Saat Berkendara Mobil (2)
Ini Dia, Empat Salah Kaprah Saat Berkendara Mobil (2)

Intisari-Online.com -Lantaran sudah dianggap lumrah, banyak orang sering mempraktikkan beberapa kebiasaan yang salah terhadap kendaraannya. Mungkin awalnya hanya ikut-ikutan orang lain, tapi lama-lama jadi kebiasaan. Padahal, kebiasaan ini bisa saja berdampak bagi keselamatan. Nah, berikut ini adalah hal-hal kebiasaan keliru yang sering dilakukan orang saat berkendara3. Kaca terlalu gelapKesalahkaprahan pemilik kendaraan juga terjadi pada pemilihan kaca film. Ada sebagian pengemudi yang mengira, semakin gelap kaca film, maka semakin ampuh untuk meredam panas. Padahal anggapan itu tidak tepat. Sesungguhnya tidak ada hubungan antara kadar kegelapan kaca film tak dengan kemampuannya meredam panas.

Kemampuan kaca film menangkal panas, tergantung pada angka Ultraviolet Reflectance (UVR) yang bersumber dari material yang digunakan. Pada dasarnya, material kaca film terdiri atas polyster, UV protector, perekat, dan liner. Namun harus dipahami, materi UV protector ini bisa berbeda-beda, tergantung pabriknya. Mulai dari logam, keramik, higga sekadar zat kimia.

Pemilik kendaraan juga suka memilih kaca film gelap karena alasan privasi. Namun tidak pernah menyadari, kegelapan ini juga bisa mengurangi visibilitas pengemudi. Apalagi saat berkendara pada malam hari atau hujan lebat. Ditambah lagi sinar lampu mobil yang akan tampak meredup. Makin sulitlah kita mengindentifikasi kondisi di luar mobil.

Jika Anda cermat, sebenarnya kaca-kaca film yang bening sekalipun bisa menyaring sinar ultraviolet dan memblokir infa merah. Walhasil, tampilannya lebih “sopan”, sekaligus mampu mempertahankan suhu di dalam kabin tetap sejuk akibat sinar matahari.

4. Mengangkat wiperMatahari bukan hanya musuh dari pemilik kendaraan, karena bisa membuat kulit hitam. Tapi juga mengancam eksterior dan interior mobil, seperti cat body dan dashboard mobil yang dapat berubah warna. Dampak lainya, juga bisa membuat karet wiper cepat rusak, yakni mengeras, cepat pecah, hingga tak lagi rata. Akibatnya, kaca bisa tergores saat digunakan.

Sebagian pemilik kendaraan biasanya mengantisipasi kondisi itu dengan menegakkan gagang wiper saat parkir di bawah terik matahari. Tepatkah tindakan ini?

Karet wiper memang bisa lebih awet karena tindakan ini. Tapi masalahnya, pegasnya (per) juga lebih cepat rusak. Akibatnya, fungsi wiper tak lagi maksimal. Wiper juga bisa jatuh bila kondisi cuaca berangin. Nah, kalau sudah jatuh tak menutup kemungkinan bisa membuat kaca jadi retak.

Hati-hati, kebiasaan ini ternyata juga bisa membuat debu terperangkap di antara kaca dan karet wiper. Imbasnya, ketika wiper diaktifkan debu secara perlahan bisa menggerus permukaan kaca hingga tergores.

Sebenarnya, ada cara untuk mengakali masalah ini, yakni melapisi bagian karet yang bersentuhan dengan kaca mobil. Bisa dengan koran atau pelapis lain. Meski terdengar lebih merepotkan, tapi ada keuntungan lain yang diperoleh dari cara ini. Dengan begitu, karet wiper tak cepat rusak akibat diterpa terik matahari. Soalnya, koran atau pelapis lainnya bisa memisahkan panas di kaca mobil dan karet wiper. Selain itu, debu pun tak terperangkap lagi antara karet wiper dan kaca mobil.