Intisari-Online.com – Ini kisah seorang suami yang sepanjang hidupnya hanya menyusahkan isterinya. Ia tidak setia. Ia suka memukul, suka pulang larut malam, dan mengecek istrinya.
Kini sang suami jatuh sakit. Ia gelisah, takut sekali dan ketika ditanya mengapa dia begitu khawatir, dia menjawab: saya takut isteri saya akan membalas dendam, tidak mengurus saya dan membiarkan saya merana dan kesepian.
Tetapi sebaliknya yang terjadi. Sang isteri merawat, mendampingi, dan tetap menyayangi suaminya secara luar biasa. Hebat, tiada kata-kata marah, balas dendam atau ngomel. Ketika ditanya mengapa istrinya begitu setia dan sayang, sang isteri hanya menjawab: karena saya mencintai suami saya apa pun yang terjadi. Saya akan setia kepadanya dalam suka dan duka. Itulah pribadi dan komitmen saya. Ketika terus ditanya lagi, dari mana ia mendapat kekuatan sehebat itu. Ia menjawab sederhana, katanya dari teladan Tuhan sendiri. Coba pikirkan Tuhan menciptakan manusia yang amat baik adanya. Bahagia, sempurna, dan penuh cinta.
Begitulah Tuhan selalu mencari manusia. Tapi manusia jauh dari Tuhan, mengatur hidupnya sendiri, malahan mulai memperbudak, memanipulasi, meremehkan, membunuh sesamanya. Manusia menjadi iri hati, menjadi marah, dan serakah. Namun cinta, kesetiaan Tuhan tidak kapok. Selalu, dan dimana saja Tuhan mencari jalan untuk menyatakan kasihNya pada manusia. Ia tidak bisa, tidak tega membiarkan manusia hancur, walaupun salahnya sendiri. (Bread for Journey)