Kulit Cantik, Kulit Sehat

Bimo Wijoseno

Editor

Kulit Cantik, Kulit Sehat
Kulit Cantik, Kulit Sehat

Wajah terlihat muda dan mulus jadi dambaan orang. Tampak sedikit keriput, biasanya langsung ribut. Sayangnya, usaha maksimal - khususnya wanita - dalam memelihara dan memperbaiki tampilan kadang dilakukan tanpa mempertimbangkan aspek kesehatan dan keamanan. Apa gunanya muda dan cantik, kalau badan justru sakit?

Tak kurang dr. Sandra Widaty, Sp.KK, seorang dokter spesialis kulit di klinik Senopati Skin Center, Jakarta Selatan, ikut melontarkan pertanyaan yang nyaris serupa, apa sebenarnya yang membuat orang terlihat cantik?

Apakah lantaran kosmetik atau dasar wajahnya memang cantik? Sandra geleng-geleng kepala sebelum menjelaskan, "Orang terlihat cantik kalau dia sehat. Buktinya, kalau kita melihat orang sakit, wajahnya tampak pucat, kuyu, kering, tidak bersinar meskipun orang itu cantik." Ya 'kan?

Soalnya, menurut Sandra, kulit yang sehat itu cermin kondisi tubuh yang sehat. Ia punya fungsi penting selain sebagai indera perasa dan pelindung tubuh dari kondisi alam sekitar. Juga membantu mengatur suhu tubuh, melindungi tubuh dari virus dan bakteri, serta menjalankan fungsi sekresi dan pengeluaran cairan saat kita berkeringat.

Dalam melakukan fungsi sekresi, kulit mengeluarkan minyak. Namanya sebum. Gunanya untuk menjaga kelembapan dan kehalusan kulit. Jadi, keringat yang kita keluarkan itu juga ada gunanya, untuk menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal.

Pasalnya, kulit kita bukan seperti selembar kertas, tetapi terdiri dari beberapa lapisan dan bagian. Tiap 1 cm2 kulit dialiri 1 m pembuluh darah, dihuni 100 kelenjar keringat, 3.000 sel sensor di ujung serabut saraf, 4 m saraf, 25 instrumen perasa, 200 ujung saraf perasa sakit, dua instrumen perasa dingin, 12 perasa panas, 10 rambut, dan 15 kelenjar minyak.

UV biang keriput

Supaya kulit kelihatan tetap cantik dan awet muda perlu upaya. Sebab, ada faktor dari dalam dan dari luar tubuh yang menyebabkan kulit mengalami penuaan dini, alias menua sebelum waktunya.

Secara alamiah, kulit dan tubuh memang akan menua dan keriput, sejalan dengan bergulirnya usia dan waktu. "Sel dalam tubuh memiliki batas tertentu untuk bertambah dan berkembang, istilahnya biological clock," terang dr. Sandra. Selain itu, ada juga faktor bawaan atau biologis sebagai penyebab penuaan dini.

Kata orang, stres bikin cepat tua. Ini ada benarnya. Sandra bilang, kondisi stres akan menarik otot-otot ekspresi wajah. Lama-kelamaan tarikan otot-otot itu bisa membentuk kerutan di wajah. Makanya, stres jangan dibiarkan hinggap terlalu lama.

Faktor dari luar yang diyakini lebih cepat menyebabkan penuaan dini adalah sinar ultraviolet dari Matahari, antara pukul 10.00 - 15.00. Buat pekerja yang gawe di luar ruangan sepanjang hari, perlu disadari bahwa aktivitasnya berpotensi memicu penuaan dini. Polusi udara menjadi penyumbang nomor dua. Bisa polusi asap pabrik sampai asap rokok.

Dari dalam tubuh, di samping usia, pencetus penuaan dini juga dapat datang dari malanutrisi. Tidak hanya karena kekurangan gizi, tetapi juga kelebihan gizi. Makanya, kita perlu menjalankan pola makan yang sehat dan pas. Tidak kelebihan vitamin, protein, lemak, dan sebagainya. Sebab, ketika tubuh mencerna makanan, selain menghasilkan energi, juga menghasilkan radikal bebas. Radikal bebas ini salah satu hasil dari metabolisme tubuh yang ada di dalam sel. Ia berupa molekul yang dikelilingi elektron, tapi tak punya pasangan.Karena kelebihan elektron, radikal bebas akan mencaplok elektron lain yang berpasangan. Nah, pemecahan dan pencaplokan inilah yang merusak sel-sel lain, sehingga berujung pada penuaan dini.

Radikal bebas terbentuk tidak hanya dari dalam tubuh. Ia juga bisa terbentuk karena polusi udara atau sinar ultraviolet yang merangsang tubuh menghasilkan radikal bebas. Radikal bebas atau juga disebut oksidan ini bisa dicegah dengan antioksidan yang bisa didapat dari vitamin A, C, E, melatonin, dan betakaroten.

Jadi, sehatlah, maka akan cantik!