Karier cemerlang tentu dambaan setiap orang. Tapi kalau kecemerlangan itu dicapai dengan mengorbankan pola makan sehat, tak elok juga rasanya. Makan jadi kurang teratur, misalnya. Kalau kebiasaan ini berlanjut, organ pencernaan bisa babak belur, badan pun perlahan "hancur". Bagaimana menyiasatinya?
Dampak langsung makan terlambat biasanya rasa perih di ulu hati. Bila segera diisi makanan, gejala ini lazimnya akan hilang. Gangguan lainnya kita kenal sebagai maag, yang timbul karena produksi asam lambung berlebih. Penderitanya di Indonesia diperkirakan cukup besar, tapi karena keluhannya ringan dan umumnya dapat diobati sendiri, tak terlalu menjadi masalah. Namun, bila gejala maag sering datang, pemeriksaan lebih lanjut perlu dilakukan untuk memeriksa apa penyakit yang mendasari gejala ini. Jangan-jangan infeksi Helicobacter pylori.
Yang lebih parah dari maag adalah kerusakan selaput lendir yang disebut tukak atau ulcus pepticum. Penyakit terakhir ini kerap juga dinamai peptic ulcer disease (PUD) yang menyerang lambung atau usus 12 jari. Pencetusnya umumnya infeksi bakteri H.pylori dan pemakaian obat pereda nyeri dan aspirin dalam jangka waktu panjang.
Stres psikis diduga jadi salah satu faktor penyebab. Namun, banyak studi menunjukkan hasil berbeda-beda, sehingga belum dapat disimpulkan secara pasti ikut sertanya faktor psikis sebagai salah satu pencetus PUD.
Bagaimanapun, mencegah tentunya lebih baik bila dibandingkan dengan pengobatan. Cara pencegahan terbaik tentu membiasakan diri makan teratur. Bukan hal yang mudah dilakukan di tengah kesibukan, tapi bukan tak mungkin dilakukan. Berikut beberapa kiat yang bisa dilakukan agar kesibukan tak sampai mengorbankan "keutuhan" pencernaan.
- Pertama, biasakan sarapan sebelum memulai aktivitas di pagi hari, karena sarapan penting untuk meningkatkan kinerja. Sarapan pun dapat menghindari kebiasaan ngemil dan jajan sebelum makan siang. Bila tak sempat sarapan, siapkan bekal roti atau makanan kesukaan serta minuman cukup. Anda dapat menyantapnya di perjalanan atau ketika sampai di kantor. Jangan santap makanan cepat-cepat, karena kurang baik bagi pencernaan.
- Kedua, usahakan menyantap makanan utama secara teratur setiap harinya. Bila di antara waktu makan utama diisi dengan kudapan, harus diingat bahwa kudapan bukanlah pengganti makanan utama. Kudapan justru harus dimanfaatkan sebagai tambahan zat gizi. Pilih kudapan dengan zat gizi seimbang dan tak melulu "enak", tinggi kadar kalori, lemak, kolesterol, dan gula.
- Ketiga, upayakan selalu menyantap aneka ragam makanan yang mengandung sumber zat tenaga (karbohidrat), zat pembangun (protein), dan zat pengatur (vitamin dan mineral). Jangan lupa selalu makan sayur dna buah selain nasi dan lauk-pauknya.
- Keempat, jangan makan dalam jumlah berlebihan, terutama bila sudah terlambat makan, karena pencernaan kita akan bekerja lebih "keras" dan dapat menyebabkan berbagai gangguan, seperti diare, sakit perut, dan lainnya.
- Kelima, hindari makan berlebih di luar kebiasaan makan utama, misalnya makan di malam hari setelah makan malam, yang lambat-laun menyebabkan kegemukan. Makan malam setidaknya dilakukan 2 - 3 jam sebelum tidur. Sebaiknya, hindari makanan mengandung banyak karbohidrat (gula) pada malam hari karena cepat meningkatkan gula darah, sehingga cepat lapar lagi. Dianjurkan mengonsumsi makanan yang mengandung protein karena dapat menstabilkan kadar gula darah.
- Keenam, jadwalkan latihan olahraga atau kegiatan fisik secara teratur. Selain meningkatkan kebugaran dan menghindari kegemukan, olahraga juga dapat membuat sistem metabolisme tubuh menjadi lebih baik. Ini berkaitan dengan penyerapan optimum zat gizi dan kelancaran metabolisme.
- Ketujuh, hindari dan kendalikan stres, karena ia salah satu pencetus terjadinya kebiasaan makan tak teratur. Istirahat dan tidurlah yang cukup.
- Kedelapan, jangan sungkan-sungkan mendatangi dokter jika gangguan pencernaan sudah sangat mengganggu.
Jika makan teratur Anda jadikan salah satu hal yang penting dalam hidup, niscaya pencernaan Anda akan "aman" dan karier Anda pun akan "aman".
(Disarikan dari Intisari)