Intisari-Online.com - Sebagai kesenian tradisional yang bersifat kerakyatan, tarling sejatinya adalah sebuah hajatan sosial masyarakat pedesaan di kawasan Cirebon-Indramayu, alis Cerbon-Dermayu. Oleh karena itu, mau tidak mau, tradisi tarling tidak bisa dilepaskan dari relasi seniman dan para penggemarnya.
Jika dilihat lebih jauh, ada unsur besar yang coba ditawarkan oleh tarling sebagai sebuah entitas kesenian. Yaitu pergelaran musik, tembang, dan drama. Jika disatukan, ketiganya adalah daya magis yang mampu mempesona masyarakat sekitar untuk datang. Tidak hanya itu, kesatuan itu juga merupakan cermin dari nilai-nilai kedaerahan, baik itu dalam laras, nuansa lagu, serta drama dengan bahasa Cerbon-Dermayu yang khas.
Selain itu, ada instrumen-instrumen khas yang kerap muncul dalam pergelaran tarling. Misalnya adalah tetalu yang merupakan instrumen intro yang terdiri dari tujuh alat musik. Biasanya dimainkan di awal pertunjukkan, tujuannya untuk mengundang tamu-tamu yang datang. Ada juga barlen yang merupakan instrumen rancak yang biasanya dipesan oleh penonton sembari berjoget.
Tidak hanya sekedar berkesenian, tarling juga menawarkan nilai-nilai kelokalan lainnya. Tradisi estetika gamelan dan budaya Dermayu yang spontan, terbuka, jujur, ceplas-ceplos, diharapkan mampu mengikat seniman tarling dan masyarakat dalam satu pemahaman, bahwa tarling adalah kesenian yang sakti. Dalam artian, mampu menggiring, menyatukan, serta memangku masyarakat dalam satu ingatan kolektif tentang tanah kelahiran. (Warisan Budaya Wangsa Cerbon-Dermayu)