Intisari-Online.com - Sate tanpa kecap? Uh! Mana enak! Banyak makanan yang lebih enak kalau dicocolkan ke kecap. Umpamanya saja: telur ceplok, emping, ayam bakar, kambing guling, tahu goreng, dan ...banyak lagi. Ibu kita pun memerlukan kecap kalau memasak semur, nasi goreng, bihun goreng, goreng kecap hati, dan bermacam-macam lagi. Tidak heran kalau kecap selalu tersedia di dapur kita. Banyak orang Indonesia berbekal kecap kalau bepergian lama ke luar negeri. Mana tahan tidak bertemu kecap?Bahan utama kecap Indonesia adalah kacang kedelai hitam. Ada kecap manis, ada kecap asin. Kecap manis rasanya manis dan kental. Banyak memakai gula merah, sih! Kecap asin lebih encer dan warnanya tidak secoklat kecap manis.Selain itu ada kecap ikan. Mirip sih dengan kecap asin biasa, tetapi lebih gurih karena memakai sari ikan. Ada juga kecap Inggris untuk kuah udang atau ayam goreng mentega dan sebagainya. Sebenarnya, masih banyak kecap-kecap lain yang rupa dan rasanya tidak mirip dengan kecap kita. Dari mana sih asalnya kecap?Oh, ternyata 300 tahun sebelum Masehi, orang Romawi sudah mengenal kecap untuk menambah kelezatan hidangan ikan dan unggas. Tapi, namanya bukan kecap, melainkan liquamen. Kecap Romawi itu dibuat dari semacam petis teri, ditambah cuka, minyak, dan merica. Namun yang lebih mirip dengan kecap modern dan juga dengan kecap kita adalah kecap dari Cina.Tahun 1690 di Cina sudah ada saus asin dan harum untuk dimakan dengan ikan dan unggas. Saus itu dibuat dari sari ikan dan hewan laut yang diasin serta diberi bumbu. Namanya: ke'tsiap. Pembuatan ke-tsiap berkembang. Kemudian bahannya banyak memakai kacang kedelai.Sebagian orang Cina mengembara ke tempat yang sekarang disebut Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Di kediaman baru ini, ada di antara mereka yang mencari nafkah dengan membuat ke-tsiap.Pada awalnya, tidak ada perempuan Cina yang ikut mengembara. Para pria Cina pengembara itu menikah dengan penduduk setempat. Istri, anak-anak mereka, dan juga penduduk setempat tidak bisa mengucapkan ke-tsiap dengan benar. Di Malaysia, ke-tsiap lantas disebut kicap (ditulis: kechap). Di Indonesia menjadi kecap.Rasa kecap pun disesuaikan dengan selera setempat. Di Jawa, kecap banyak memakai gula merah sehingga manis dan kental.Awal abad ke-18, pelaut-pelaut Inggris mulai berkenalan dengan kechap di Singapura dan Malaysia. Ada di antara mereka yang menyukainya dan membawanya pulang.Di Inggris ada orang yang tertarik membuatnya. Cuma mereka tidak mengetahui bumbu-bumbunya dengan benar. Selain itu bahan-bahan yang sama sulit ditemukan. Jadi, mereka membuat kechap gaya mereka sendiri.Di sana, kechap ditulis ketchup. Ketchup ternyata disukai. Buku masak yang terkenal tahun 1748, Housekeeper's Pocketbook karangan Ny. Harrison, memperingatkan agar juru masak jangan lupa memakai ketchup.Pujangga besar Inggris, Charles Dickens dan Lord Byron juga memuji-mujinya. Ketika sebagian orang Inggris menetap di New England, Amerika Serikat, mereka tidak lupa membawa ketchup dan kemudian membuatnya disana.Masa itu di Amerika Serikat, mantan presiden Thomas Jefferson berhasil mempopulerkan tomat. Buah yang tadinya dianggap beracun itu lalu dipakai dalam pelbagai masakan.Tahun 1792, resep tomato catsup (kecap tomat atau saus tomat) mulai muncul dalam buku masak. Karena membuat tomato catsup alias tomato ketchup merepotkan, Henry Heinz membuat pabrik tomato catsup. Produknya sangat laris sehingga orang-orang lain ikut mendirikan pabrik serupa.Catsup Amerika jauh berbeda dari ketchup Inggris, berbeda pula dari kecap kita, tetapi awalnya diilhami oleh ke-tsiap Cina. Kini, orang Jepang mempunyai kecap sendiri, begitu pula orang Thailand, Vietnam, Korea, dan bangsa-bangsa lain. Bahkan masing-masing mempunyai bermacam-macam kecap.---Tulisan ini dimuat di Buku Seri Bacaan Anak Asal Usul 2, Penerbit PT Intisari Mediatama, diterbitkan pada September 2003. Judul asli dari tulisan ini: "Kecap".