Masih tidak jelas bagaimana lempeng bandul identitas prajurit itu bisa terkubur di daerah Campagne-les-Boulonnaise mengingat kawasan itu tidak menjadi medan pertempuran selama PD I.
Sejarawan Perang Australia, Aaron Pegram mencoba menjawabnya dengan menguraikan catatan kedinasan (alm) McCarthy selama bertugas dan terlibat dalam PD I.
McCarthy tercatat pernah mengalami luka dibagian tangan kirinya di Messines dekat Belgia pada 5 Juni 1917, Carthy dipulangkan ke pos perawatan di Bailleul. Dari sana dia ditransfer ke rumah sakit milik Kanada di Pantai Boulogne dan dirawat di fasilitas rehabilitasi di Perancis.
“Mengingat McCarthy pernah cedera di tangan, kemungkinan bandul identitasnya dilepaskan supaya lukanya bisa diobati dengan baik,” katanya.
“Berdasarkan catatan yang ada, saya sangat yakin McCarthy terpisah dengan lempeng bandul identitasnya di Campagne-les-Boulonnaise antara 7 sampai 11 Juni 1917,”kata Pegram.
Dari catatan tugas McCarthy juga terungkap kehidupan dan kepribadiannya selama bertugas di Front Barat yang mengerikan.
Almarhum McCarthy dilaporkan beberapa kali sakit dan juga pernah tercatat mabuk saat bertugas serta berada di kota tanpa ijin. Pelanggaran ini membuatnya pernah dihukum membayar denda 10 shilling dan juga diwajibkan menjalankan sanksi disiplin selama 14 hari atau 28 hari.
Catatan rekam jejak tugasnya juga menyebutkan McCarthy dua kali mengalami luka-luka dalam bertugas. Terakhir dia tertembak di bagian tangannya, lukanya amat parah sampai ia dipulangkan ke Inggris dan diberhentikan secara terhormat pada Juni 1919.
Setelah itu McCarthy menikah dan memiliki 3 anak, ia kemudian tinggal di Arncliffe, Sydney, dan bekerja sebagai pekerja di pabrik besi. Almarhum McCarthy meninggal pada 1979 dalam usia 88 tahun.
Keluarga McCarthy berencana meletakan lempengan bandul identitas mendiang kakenya itu di tempat terhormat di rumahnya dan menyimpan benda kenangan berharga milik kakeknya dengan bangga.
Letkol. Llanwarne mengaku bahagia upaya pencarian yang ikut dilakukannya tidak sia-sia.
“Sangat menyenangkan karena lempengan bandul nama itu sudah terkubur 96 tahun, tapi berhasil selamat meskipun melewati perang dunia berikutnya dan kondisinya tetap bagus untuk bisa disimpan keluarga,” ucapnya bahagia. (tribunnews.com)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR