Intisari-Online.com -Sektor pariwisata terus digenjot oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Yang terbaru adalah, datangnya lima unit bus tingkat wisata atau double decker khusus dari China. Harapannya, bus ini bisa melayani para turin baik dari dalam maupun luar negeri.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budhiman menjelaskan, berbagai spesifikasi bus tingkat yang didominasi warna violet dan hijau muda tersebut. Bus tingkat itu berukuran panjang 13,5 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 4,2 meter.
Desain double decker lengkap dengan tulisan "Wisata Keliling Ibukota!" dan city tour Jakarta. Huruf R dan J dalam kalimat city tour Jakarta dibuat menyambung jadi satu. Sementara di bagian belakang, terdapat slogan "Enjoy Jakarta".
Bus double decker ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar Monas, Ondel-ondel, patung Pancoran, patung selamat datang, dan lainnya. Warna violet dan hijau muda sengaja dipilih agar memilki ciri khas sendiri dibanding bus sedang lainnya. Seperti misalnya, warna merah sebagai ciri khas warna transjakarta, oranye metromini, dan warna hijau untuk kopaja.
Bus ini memiliki kapasitas 60 tempat duduk dan dua di antaranya diperuntukkan khusus untuk penyandang disabilitas. Deck dan pintu sengaja dibuat pendek dan berada di sebelah kiri, agar ramah untuk penyandang disabilitas dan orang tua.
Spesifikasi lain yang membuat bus ini ramah penyandang disabilitas adalah melintas di jalur lambat, bukanlah jalur transjakarta.
Double decker Jakarta berbeda dengan double decker yang ada di London, Inggris. Atap paling atasnya dibuat tertutup tidak terbuka. Sebab, iklim Jakarta berbeda dengan London. Di samping itu, faktor kesehatan menjadi unsur penting yang menjadi pertimbangan. Beberapa fasilitas yang dimiliki double decker, seperti pendingin udara, pengeras suara lengkap dengan petugas guide.
Untuk petugas guide, hal itu masih dikaji lebih lanjut. Kini pihaknya sedang menentukan apakah akan menggunakan petugas guide atau memanfaatkan video informasi pariwisata Jakarta yang diputar di layar dalam bus. Jendela bus juga sengaja dibuat lebar, supaya turis bisa untuk melihat langsung lansekap kota Jakarta.
"Dengan adanya bus ini, Jakarta punya daya tarik yang berbeda. Mudah-mudahan Jakarta semakin menarik dan dikunjungi wisatawan," kata Arie kepada Kompas.com, Jakarta, Selasa (14/1) malam
Di double decker, tidak boleh ada penumpang yang berdiri atau tidak mendapat tempat duduk. Saat ini, pihaknya sedang membuat sistem yang dapat melakukan kontrol terhadap tiket gratis tersebut. Meskipun gratis, seluruh penumpang harus menggunakan tiket untuk dapat menggunakannya.
Kemungkinan tiket gratis dapat diperoleh pusat-pusat perbelanjaan, hotel, termasuk bandara Soekarno-Hatta. Sehingga, turis yang datang ke Jakarta langsung dapat diberikan tiket gratis tersebut.
Bus ini akan berkeliling ke sejumlah tempat wisata, sekaligus tempat-tempat yang menggelar acara secara rutin. Untuk rute bus tingkat wisata, Disparbud DKI Jakarta tidak melakukannya sendiri. Mereka berkoordinasi dengan Asita (Asosiasi Travel Agency).
Rute-rutenya akan berorientasi kepada pasar. Misalnya saja, berhenti di destinasi-destinasi wisata Jakarta, seperti Monas, museum, Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), maupun aset kesenian Pemprov DKI lainnya.
Tak hanya berhenti di objek wisata, bus tingkat itu juga akan berhenti di beberapa objek perbelanjaan, seperti Blok G Tanah Abang, Ratu Plaza, dan Sarinah. Adapun ketiga rute yang telah disepakati yakni Blok M-Monas, Bundaran HI-Tanah Abang, dan Monas-Kota Tua.(Kurnia Sari Aziza|kompas.com)