Intisari-Online.com -Akhir-akhir ini nama Marinir Usman dan Marinir Harun kembali muncul ke permukaan. Tak lain dan tidak bukan, nama Usman dan Harun akan ditabalkan menjadi nama salah satu unit kapal milik TNI AL dan menjadi sebuah nama jalan di Jakarta.
Selain itu, perbincangan terkait dua marinir yang mati muda itu juga terkait ungkapan keprihatinan Menteri Luar Negeri Singapura terhadap penghormatan yang diberikan pemerintah Indonesia kepada Usman dan Harun. Bagaimanapun juga, Usman dan Harun, adalah memori kelam masyarakat Singapura.
Secara tersurat, Jokowi juga sudah menyetujui pemberian nama Jalan Usman-Harun untuk menggantikan jalan Prapatan atau jalan Gunung Sahari. Sepertinya kandidat terkuat adalah jalan Prapatan yang berada di depan Korp Marinir, Jakarta Pusat.
Meski demikian, peresmian jalan belum bisa dilakukan secepatnya. Hal lantaran menunggu rampungnya pembangunan monumen Usman-Harun di Markar Komando Marinir, di Kwitang, Jakarta. Menurut Untung Suropati, Kabusen TNI AL, pengajuan nama Usman-Harun sebagai nama jalan sebenarnya sudah sejak lama, lebih-lebih mereka adalah pahlawan nasional.
Usman dan Harun, masing-masing bernama Usman Haji Mohamed Ali dan Harun Said. Satu kelahiran Purbalingga, Jawa Tengah, satu lagi kelahiran Bawean, Gresik, Jawa Timur. Kedua marinir ini dieksekusi mati oleh pemerintah Singapura pada Oktober 1968 setelah melalukan pengeboman pada 1965 di McDonald House, Singapura.