Intisari-Onine.com -Selain mengenai vila mewah yang saat ini menjadi tempat singgah sementara, kehebohan lain yang mengiringi pembebasan Schapellei Leigh Corby adalah tarif yang dikeluarkan untuk wawancara. Beberapa media Australia disebutkan rela merogoh kocek hingga 3 juta dolar Australia untuk mewawancarai Corby. Angka itu setara dengan 32,6 miliar rupiah.
Kebebasan Corby memang menjadi perhatian dan perbincangan luas, terutama di Australia. Sejumlah media bahkan berebut untuk mendapatkan hak wawancara eksklusif dengan Corby setelah perempuan itu menjalani masa pembebasan bersyarat.
Tiga jaringan media televisi Seven, Nine, dan Ten serta dua penerbit majalah, masing-masing Bauer Media dan Pacific Magazines, dilaporkan memburu wawancara eksklusif tersebut.
Menurut beberapa sumber, saudara perempuan Schapelle Corby, Mercedes-lah yang mengatur "lelang wawancara" itu. "Mercedes sendiri yang memutuskan dan masih berbicara dengan pihak-pihak yang tertarik, tetapi sejauh ini jumlah dollar belum dibicarakan," kata sebuah sumber seperti dilansir Tribunnews.com.
Salah satu media yang dikatakan berani membayar mahal wawancara Corby adalah Channel Seven yang membayar lebih mahal dari Nine dan Ten—ketiganya stasiun TV Australia. Salah satu indikasi “kemenangan” Seven adalah ibunda Corby, Rosleigh yang mengizinkan kamera-kamera Seven merekam pembebasan Corby dari Lapas Krobokan.
Liputan khusus itu diyakni merupakan bagian dari kesepakatan yang diprediksi mencapai 3 juta dolar Australia, atau sekitar Rp 32,6 miliar. Seven sendiri mengklaim akan menayangkan wawancara pertamanya dengan Corby pada program Sunday Nighy, juga beberapa peliputan lain milik Seven Media Group, termasuk majalah New Idea.
Indikasi lain adalah banyaknya kru Seven yang berada di Bali. Dibanding kru Nine dan Ten, Seven jauh lebih banyak dengan 17 kru dari Australia, serta 7 kru lokal. Sementara Nine membawa 8 kru dan Ten hanya 6.