Intisari-Online.com - Demi cintanya kepada Dewi Kilisuthi, Maeso Suro dan Lembu Suro bekerja siang malam membuat sumur sedalam-dalamnya. Ketika sumur dirasa sudah dalam, mereka memberitahukannya kepada sang dewi. Tapi dewi Kilisutji beranggapan kedalamannya masih kurang. Lantas, kedua kakak-beradik itu pun kembali menggali lebih dalam.
Saat sumur digali semakin dalam, Dewi Kilisutji cemas. Sebab dia sadar hatinya tidak bisa diberikan kepada salah satu dari kedua kakak beradik itu. Maka saat Maeso dan Lembu tengah asyik-asyiknya menggali, sang dewi menimbun hidup-hidup kakak beradik itu di dalam sumur.
Sebelum kedua kakak-beradik itu menghembuskan napas terakhir, mereka mengutuk Dewi Kilisutji dan berjanji akan membalas dendam. Itulah sebabnya setiap waktu terjadi gempa bumi dan letusan gunung Kelud warga setempat percaya bahwa Maeso dan Lembu Suro yang gagal dalam percintaan tidak ingin melihat seseorang berhasil dalam kisah cintanya. Walhasil, orang yang naik ke gunung Klotok dan membawa pacarnya akan mengalami nasib sial, yaitu putusnya hubungan cinta.
Benar atau tidaknya mitos tersebut, yang jelas memang tidak seharusnya wilayah itu dijadikan tempat berpacaran. Sebab, oleh masyarakat sekitar, tempat yang indah dan sunyi dengan batu pembaringan (Sela Bale) dianggap dapat menimbulkan godaan setan untuk melakukan hal-hal terlarang. Kemungkinan besar hal itulah yang menjadi latar belakang sebenarnya dari munculnya mitos gunung Klotok bisa mematahkan hubungan cinta.(Intisari Mei 1967)