Intisari-Online.com – Untuk mengatasi rasa kantuk, konsumsi kafein menjadi salah satu solusi yang dipilih banyak orang. Pada manusia, kafein bertindak sebagai stimulan sistem saraf pusat, menangkal kantuk sementara dan mengembalikan kewaspadaan. Minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, teh, minuman ringan, dan minuman energi sangatlah populer. Namun, jangan biarkan diri menjadi kecanduan terhadap kafein karena terlalu banyak kafein bisa membahayakan kesehatan.
Berbagai studi menunjukkan bahwa kafein memiliki kemampuan meningkatkan ketajaman mental dan kinerja sepanjang hari. Tapi, berlebihan jumlah konsumsi kafein dapat memberikan dampak negarif pada suasana hati dan kesehatan.
Seperti dilaporkan oleh Shine, sejumlah penelitian telah menyimpulkan bahwa dosis tinggi kafein bisa menyebabkan kemandulan dan peningkatan risiko patah tulang pinggul pada wanita yang lebih tua.
“Jika berhenti minum kopi tiba-tiba, Anda mungkin akan menjadi orang yang lekas marah, merasa kelelahan, sakit kepala, bahkan depresi,” kata Keri Gans M, penulis buku The Small Change Diet.
Gejala-gejala keracunan kafein tidak seperti overdosis dari stimulan lainnya. Berikut ini tanda-tanda umum dari kelebihan kafein.
Ingin lebih mengonsumsi soda
Minuman berkafein tidak hanya ditemukan dalam kopi saja. Minuman ringan juga memiliki kandungan kafein yang tinggi. Jika merasa tiada hari tanpa dilalui dengan soda, berarti Anda mungkin mengalami kecanduan kafein. “Kandungan kafein yang tinggi juga terkandung dalam sekaleng soda,” kata David J. Clayton, MD, penulis The Healthy Guide to Unhealthy Living.
Jika merasa semangat Anda turun jika tidak mengonsumsi soda, bisa jadi juga pertanda gejala kecanduan kafein. Keasaman soda juga bisa merusak enamel gigi jika dikonsumsi setiap hari. Untuk itu, batasi konsumsi soda, dan ingatlah untuk menyikat gigi setelah minum soda untuk membantu mengurangi efek dari erosi enamel.
Urine dengan warna oranye
Jika urin berwarna kuning gelap atau oranye, itu adalah tanda dari dehidrasi. “Kopi bersifat diuretik yang bisa menyebabkan dehidrasi karena buang air kecil terlalu sering, sehingga Anda kehilangan cairan tubuh terlalu banyak,” kata ahli gizi klinis dari New York Presbyteriann Hospital, Amy Gross.
Kafein biasanya tidak memicu dehidrasi jika hanya dikonsumsi secangkir atau dua cangkir saja sehari. Jika lebih dari itu, Anda bisa dehidrasi.
Insomnia
Kafein membutuhkan waktu sekitar 45 menit hingga 1 jam untuk diserap. Tak heran, jika mengonsumsi kafein terlalu banyak, bisa mempengaruhi siklus tidur Anda. Kurangilah kafein setelah pukul 12.00 malam. Ini bisa membantu agar tidur lebih nyenyak. Hal ini berlaku untuk semua zat yang mengandung kafein, termasuk teh hijau. Perlu diingat, bahwa kopi tanpa kafein atau teh tanpa kafein tidaklah bebas dari kafein, karena masih mengandung sepertiga dari jumlah kafein.
Merasa khawatir
Berkeringat di telapak tangan, jantung berdebar, kecemasan – merupakan indikasi bahwa Anda telah mengalami overdosis kafein. “Kafein dapat memperburuk stres dan depresi. Oleh karena itu, bahan ini dapat mengganggu pekerjaan neurotransmitter senyawa kimia pada otak yang disebut adenosine,” kata Palinski.
Kafein juga bisa bertindak sebagai stimulan yang memicul kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon stres seperti adrenalin, yang dapat meningkatkan denyut jantung, sehingga merasa lebih cemas.
Sakit perut
Refluks asam terjadi ketika otot-otot di ujung kerongkongan, yang dikenal sebagai lower esophageal sphincter, membuat makanan dan asam perut mengalir kembali, menyebabkan sensasi terbakar di bawah dada. Jika ini terjadi, bisa jadi kafeinlah penyebabnya.
“Kafein melemaskan esophageal sphincter, yang memungkinkan peningkatan asam ke tenggorokan,” kata Gross. Cobalah mengurangi asupan kafein untuk melihat apakah ada perubahan yang terjadi di tenggorokan.
Setiap orang bisa mengalami ini ketika mengalami overdosis kafein. Namun, gejala yang dialami oleh setiap orang akan berbeda satu sama lain. Untuk itu, mengenali gejala dan hati-hatilah jika salah satu gejala di atas menyerang Anda.