Mengatasi Anemia

K. Tatik Wardayati

Editor

Mengatasi Anemia
Mengatasi Anemia

Intisari-Online.com - Tanya: Belakangan ini saya sering merasa lesu. Menurut teman-teman, kemungkinan saya menderita anemia. Apa benar rasa lesu bisa disebabkan anemia? Apa sih anemia itu? Dari mana saya bisa tahu saya menderita anemia atau tidak?

Jawab: Sebenarnya bila rasa lesu itu tidak diikuti gejala lain, umumnya bisa diatasi dengan olahraga secara teratur. Namun, bila masih berkelanjutan, bisa saja itu merupakan tanda adanya gejala penyakit tertentu. Salah satunya, yaitu rendahnya jumlah sel darah merah atau yang disebut anemia. Untuk memastikan penyebab rasa lesu itu, kita tentu harus memeriksakan diri ke dokter.

Anemia adalah keadaan ketika kadar hemoglobin atau sel-sel darah merah sangat rendah. Padahal, hemoglobin yang kaya akan protein zat besi itu bertugas membawa oksigen dari paru-paru ke otak, serta organ-organ lain. Oksigen dibutuhkan untuk reaksi-reaksi kimia yang menghasilkan energi pada tubuh. Salah satu tanda kecukupan oksigen adalah kulit tampak cerah sehat.

Pada penderita anemia, memproduksi terlalu sedikit sel-sel darah merah, atau produksi sel darah merahnya normal tetapi jumlah sel darah merah yang hilang lebih banyak daripada yang diproduksi.

Karena tidak menerima cukup oksigen, tubuh penderita menjadi lesu, mudah pusing, bibir, kuku, dan kulit terlihat pucat. Ini bisa jelas terlihat pada telapak tangan serta bagian dalam kelopak mata. Juga saat berolahraga, ia akan merasa lebih cepat kehabisan napas daripada biasanya dan jantung akan berdetak lebih cepat daripada normal. Anemia juga dapat menyebabkan kepala terasa ringan, kaki, dan tangan terasa dingin.

Anemia bisa terjadi antara lain karena kekurangan zat besi dan/atau vitamin B12, kehamilan, banyak kehilangan darah karena sering mimisan, menstruasi banyak, menderita cacing tambang, perdarahan karena tukak lambung, polip usus besar, wasir, atau kanker. Umur sel darah merah yang lebih pendek daripada seharusnya juga menjadi salah satu penyebab anemia, dan disebut anemia hemolitik.

Akibat sampingan suatu pengobatan juga bisa menjadi penyebab anemia, yaitu karena gangguan terhadap sumsum tulang yang merupakan pusat produksi sel darah merah, disebut anemia aplastik.

Mengonsumi makanan bergizi merupakan kunci untuk mencegah anemia kurang gizi (anemia defisiensi) sebagai akibat kekurangan zat besi, asam filat, dan vitamin B12 terutama bagi anak-anak dan wanita hamil atau yang sedang menstruasi. Untuk wanita hamil, kebutuhan akan zat besi dan asam folat sulit dicukupi hanya dari makanan, sehingga perlu ditambahi suplemen zat besi dan asam folat.

Bagaimana mengatasinya?

Tanpa obat

Untuk anemia akibat kekurangan zat besi, penderita harus mengonsumsi bahan makanan yang kaya akan zat besi seperti daging, hati, kacang-kacangan kering seperti kedelai (tempe), dan sayuran hijau. Untuk mempercepat penyembuhan biasanya ditambah suplemen tablet zat besi.

Bisa juga dengan tanaman obat, seperti berikut.

  • Ambil setelunjuk kunyit (Curcuma domestica, Val.), dicuci, lalu diparut. Beri sedikit air lalu peras. Telur ayam kampung dikocok dan diberi air perasan kunyit dan sedikit madu. Minum ramuan ini 2x sehari.
  • Ramuan lempuyang wangi (Zingiber aromaticum) juga bisa dicoba. Ambil 3 jari lempuyang, setelah dicuci bersih, diparut. Rebus dengan 3 gelas air sampai airnya tinggal 1 gelas. Tambahkan sedikit gula aren. Setelah dingin, minum ramuan ini sekaligus.
  • Atau, ambil 4 putik tapak dara putih (Catharathus Roseus, L.G. Don) dicuci bersih, lalu direndam dalam 1 gelas air matang. Taruh ramuan ini semalaman di luar agar kena embun. Minum ramuan ini setiap pagi.
Obat bebas

Minumlah tonikum yang mengandung zat besi, atau vitamin penambah darah yang mengandung zat besi, vitamin B12, dan asam folat.

Obat/tindakan dokter

Kalau anemia terjadi mendadak akibat perdarahan berat maka perlu dilakukan transfusi yaitu pemberian darah segar/sel-sel darah merah. Bila perdarahan disebabkan tumor, kemungkinan dokter akan melakukan tindakan bedah (Penyakit, Terapi & Obatnya)