Intisari-Online.com - Ruangan yang dilengkapi air conditioner (AC) seakan-akan memberikan kenyamanan bagi kita.
Terlebih bagi yang bekerja di kantor. Hampir seharian pekerja kantoran itu berada di dalam ruangan ber-AC.
Mungkin ada yang berpendapat bahwa mereka yang bisa bekerja di dalam ruangan yang ber-AC lebih beruntung ketimbang mereka yang bekerja di lapangan atau pabrik. Benarkah demikian?
Bisa jadi, salah satu penyebab buruknya kesehatan ketika bekerja di dalam ruangan adalah gangguan ventilasi udara.
Gangguan ini dapat berupa kurangnya udara segar yang masuk, buruknya distribusi udara, dan kurangnya perawatan sistem ventilasi udara.
(Baca juga:Untuk Para Perempuan Pekerja Kantoran, Begini Menghilangkan Nyeri karena Memakai Sepatu Hak Tinggi)
Kualitas udara di dalam ruangan ternyata memengaruhi kenyamanan ruang kerja. Kualitas udara yang buruk akan membawa dampak negatif bagi pekerja kantoran.
Ruangan yang ber-AC memang dapat memberikan rasa sejuk ketimbang berada di luar yang penuh asap kendaraan atau terik matahari.
Namun, AC yang jarang dibersihkan akan menjadi tempat nyaman bagi mikroorganisme.
Kondisi tersebut mengakibatkan kualitas udara dalam ruangan menurun dan dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan.
(Baca juga:Antara Sanro, Mallogo, Barongko, dan Soeharto, Inilah Kisah Masa Kecil BJ Habibie)
Ada banyak gejala yang ditimbulkan ketika seseorang bekerja di dalam ruangan ber-AC.
Jika terlalu lama, bisa jadi mata Anda mulai perih dan kepala terasa berat, bahkan mungkin Anda sering merasa cepat mengantuk. Konsentrasi pun akan buyar dan tentunya akan mengganggu Anda saat bekerja.
Nah, ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala yang disebutkan sebelumnya. Salah satu diantara penyebabnya, yakni karbon monoksida yang masuk melalui ventilasi.
Bisa jadi, gas ini berasal dari knalpot kendaraan yang berada di parkiran atau yang lalu-lalang di depan kantor.
Ada pula zat formaldehida, yaitu salah satu bahan baku dalam pembuatan bahan karpet atau peralatan kantor lainnya.
Zat tersebut dapat menguap dari benda-benda itu, lalu mengotori udara di sekitarnya.
Bisa juga gejala tersebut timbul karena asap rokok teman kantor Anda, bakteri dari sistem ventilasi yang kurang baik, bahkan gas ozon yang berasal dari mesin fotokopi pun dapat menjadi penyebabnya.
Mungkin saja Anda bisa mengeluh bahwa mata Anda gatal, kulit kering, dan bersin-bersin. Bahkan, bisa juga terjangkit sick building syndrome, yaitu gejala yang timbul akibat perbedaan suhu udara.
Misalnya, Anda masuk ke dalam ruangan ber-AC setelah berkeringat terkena panas matahari. Efeknya adalah Anda akan merasa sesak napas, sakit kepala, lemas, dan susah berkonsentrasi.
Sejumlah penelitian pun menyatakan bahwa suhu udara yang nyaman menjadi salah satu penyebab kenaikan berat badan.
Mengapa demikian? Pernahkah Anda merasa ketika Anda berada di dalam suhu udara yang nyaman, membuat Anda malas bergerak?
(Baca juga:15 Fakta Konyol yang Sangat Sulit Dipercaya Namun Benar-benar Terbukti)
Tentu kita tahu bahwa semakin sedikit kita melakukan aktivitas bergerak, semakin sedikit pelepasan energi pembakaran lemak.
Jadi, janganlah malas bergerak meskipun kondisi kantor yang nyaman karena jika tidak, dalam jangka waktu tertentu, Anda bisa mengalami obesitas.
Ruangan ber-AC sebenarnya merupakan ruangan yang dirancang khusus sedemikian rupa sehingga kedap udara. Karena itulah, udara yang ada di dalam ruangan ber-AC hanyalah udara yang sama yang didaur ulang.
Proses pendaur-ulangan ini nyatanya dapat meningkatkan jumlah zat-zat pencemar di dalam ruangan. Fatalnya, zat-zat tersebut dapat memengaruhi kesehatan dan produktivitas kerja.
(Baca juga:Tak Hanya Wanita, Pria Juga Stress Jika Dilecehkan Secara Seksual)
Terlebih, bagi mereka yang juga menghirup asap rokok di dalam ruangan ber-AC. Belum lagi jika rekan kerja Anda sedang terjangkit flu. Anda bisa juga tertular virusnya karena berada dalam satu ruangan dengan udara yang sama.
Banyak studi melaporkan bahwa asap rokok yang beredar dalam ruangan ber-AC berbahaya juga bagi yang tidak merokok yang berada di dalam ruangan itu.
Saat itu, bukan hanya paru-paru si perokok yang tercemar, melainkan paru-paru orang lain yang berada di sekitarnya.
Mulai sekarang, sempatkanlah untuk jalan-jalan keluar ruangan yang tidak ber-AC. Selain baik untuk tubuh, pikiran pun akan menjadi lebih rileks.