Intisari-Online.com – Jauh sebelum bayi bisa memfokuskan matanya atau mengangkat kepalanya, mereka sudah mahir menghisap, baik menyusu ASI maupun menyedot susu dari botol, bahkan mengisap jarinya. Mengisap (ngenyot) merupakan mekanisme penghibur dan penenang diri karena bagaimanapun, dunia ini masih sangat asing bagi mereka. Tidak sedikit orangtua yang menganggap empeng merupakan bagian tidak terpisahkan dari proses membesarkan anak. Namun, sebelum memutuskan untuk memberikan dot pada bayi, sebaiknya simak dulu pro dan kontra soal dot, seperti yang dituturkan dr. Purnamawati S. Pujiarto, SpAK, MMPed., dalam buku Bayiku Anakku.
Pro:
- Dot empeng dianggap dapat membantu memudahkan bayi untuk tidur. Dalam kurun satu tahun pertama, sering kali bayi belum bisa membentuk pola tidur yang teratur. Apalagi saat bayi masih sering mengalami kolik. Dot empeng inilah yang biasa digunakan untuk membantu menenangkan bayi.
- Dot empeng dapat dipakai sebagai indikator apakah bayi sedang lapar atau hanya rewel saja. Bayi yang lapar tidak akan menjadi tenang saat diberi dot empeng.
- Dot empeng bisa digunakan untuk menunda waktu menyusui sampai saat yang dikehendaki. Misalnya, ibu enggan menyusui di tempat umum, jadi untuk sementara, bayi ditenangkan dengan dot empengnya dulu.
- Dot empeng bisa membantu menenangkan bayi saat kontrol ke dokter. Dalam tahun pertama, bayi harus banyak menjalani imunisasi, di sini dot empeng dapat digunakan untuk mengalihkan perhatian bayi dari rasa sakitnya.
Kontra:
- Dot empeng dapat mengganggu proses menyusu. Mengapa? Karena gerakan lidah saat menyusu sangat berbeda dengan saat mengisap dot botol atau dot empeng. Karena itu pemberian ASI pada bayi bisa terganggu bila diselingi dot. Jadi bila kita menginginkan bayi terlatih menyusu ASI, jangan diselingi dengan empeng.
- Pemakaian dot empeng untuk jangka panjang dapat merusak gigi. Upayakan bayi sudah tidak lagi menggunakan dot empeng sebelum usia 2 tahun.
Terlepas dari pro atau kontra, berikut ini ada beberapa petunjuk soal dot empeng yang perlu diperhatikan:
- Pilih dot empeng yang hanya terdiri atas satu kesatuan utuh (bukan dot yang terdiri atas beberapa bagian kecil) untuk menghindari bayi tersedak. Segera buang dot yang sudah tua.
- Cuci dot dengan air dan sabun setiap hari. Setelah itu basuh dengan cairan campuran air dan cuka (1 : 1), lalu biarkan dot mengering di udara terbuka untuk mencegah tumbuhnya jamur.
- Dot empeng sering jatuh di lantai. Beri tali pendek agar dot bisa dijepit pada baju bayi. Jangan menggunakan tali panjang karena berisiko menjerat leher bayi.
- Coba cara lain untuk menenangkan bayi. Usahakan tidak memberi dot empeng setiap saat bayi rewel atau menangis.
- Miliki dot empeng cadangan.
- Kurangi pemakaian dot empeng saat bayi mendekati usia 1 tahun.