Intisari-Online.com - Hubungan polusi udara dengan meningkatnya risiko serangan jantung diperoleh melalui penelitian terbaru. Hasilnya menunjukan bahwa berada di lokasi yang memiliki tingkat polusi tinggi dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Ketika dibandingkan dengan faktor-faktor risiko klasik seperti tekanan darah tinggi, kebiasaan merokok, dan diabetes, risiko yang ditimbulkan oleh polusi memang memiliki tingkat yang lebih kecil. Namun, meskipun kecil, menurut para peneliti risiko tersebut tetap signifikan karena jumlah orang yang terpapar polusi udara sangat banyak. Apalagi di kota besar atau di lingkungan industri. Lagi pula, saat ini penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian tertinggi di negara-negara industri.
Menurut Hazrije Mustafic, MD, MPH, dari University of Paris Descartes, sebenarnya bahaya dari polusi udara terhadap serangan jantung sudah ditemukan beberapa tahun yang lalu. Namun, studi terbaru menunjukan bahwa walaupun paparan dari polusi udara terjadi dalam waktu yang singkat, hal ini cukup untuk meningkatkan risiko serangan jantung.
Mustafic dan rekan-rekannya menganalisis 34 penelitian mengenai hubungan antara paparan polusi udara dalam jangka pendek (kurang dari tujuh hari) dengan risiko serangan jantung. Zat- zat penyebab polusi udara seperti ozon, karbon monoksida, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan beberapa partikel lainnya masuk ke dalam penelitian ini. Hasilnya menunjukan bahwa sebagian besar dari zat-zat tersebut, kecuali ozon, memang memiliki hubungan dengan peningkatan risiko serangan jantung.
Terdapat beberapa penjelasan mengenai hubungan polusi dengan serangan jantung tersebut. Sebagai contoh, salah satu penelitian menunjukan bahwa polusi udara dapat meningkatkan peradangan, yang biasanya dihubungkan dengan serangan jantung. Contoh lainnya menunjukan bahwa polusi udara meningkatkan denyut jantung dan dapat membuat darah mudah membeku sehingga membuat aliran darah dari dan ke jantung terganggu. (webmd)