Intisari-Online.com - Ada beberapa faktor risiko yang berperan pada perkembangan penyakit jantung dan yang dapat dimodifikasi baik untuk mencegahnya. Atau setidaknya, mengurangi perkembangannya dan pada beberapa keadaan, bisa memperbaiki keadaan arteri. Beberapa faktor risiko bisa dimodifikasi. Namun, faktor psikologis dan perilaku lebih penting dalam perkembangan penyakit jantung. Memahami peran faktor risiko sangatlah penting agar Anda dapat mengambil tindakan pencegahan dengan memodifikasinya.
Jika mengidap penyakit jantung, ada kemungkinan Anda memiliki beberapa atau semua faktor risiko berikut ini. Ingatlah bahwa faktor risiko ini mempunyai efek penggandaan satu sama lain. Maksudnya, semakin banyak faktor risiko yang Anda miliki, semakin besar tingkat perkembangan penyakit. Misalnya saja, Anda mempunyai tiga faktor risiko, maka risiko tidak meningkat tiga kali lipat (seperti 3 + 3 + 3 = 9) tetapi kemungkinanya adalah 3 x 3 x 3 = 27. Anda juga harus ingat bahwa faktor risiko inilah yang menyebabkan berulangnya serangan jantung atau menutupnya lagi arteri sesudah operasi bypass.
Salah satu penelitian paling penting dalam menentukan faktor risiko pada perkembangan penyakit jantung koroner adalah penelitian Framingham di Amerika Serikat. Penelitian ini dimulai pada tahun 1940-an, yang dilakukan pada 5.000 penduduk kota Massachusetts secara teratur selama lebih dari 40 tahun, untuk menemukan faktor risiko yang menyebabkan perkembangan penyakit jantung.
Penelitian Framingham menunjukkan bahwa kolesterol, merokok, tekanan darah tinggi, obesitas, dan gaya hidup yang pasif merupakan faktor risiko utama. Banyak juga penelitian lebih lanjut di sejumlah negara yang membuktikan hal ini. Sejak saat itu, beberapa faktor risiko lain juga mulai diidentifikasi.
Asap rokok mengandung tar penyebab kanker dan kadar karbon monoksida yang tinggi. Karbon monoksida akan terikat dengan hemoglobin dan mengambil tempat oksigen di dalam darah. Tentunya ini akan menurunkan jumlah oksigen dalam darah. Selain itu, asap rokok mengandung radikal bebas yang kuat, yang merusak dinding arteri dan mempercepat terjadinya endapan kolesterol pada dinding arteri.
Nikotin dalam rokok merupakan stimulan yang kuat dan adiktif. Jika dihirup akan menyebabkan keluamya hormon katekolamin dan meningkatkan tekanan darah dengan cepat. Hormon ini sering memicu aritmia (denyut jantung tidak teratur), yang pada beberapa kasus bisa berakibat fatal. Seorang perokok memiliki risiko terkena serangan jantung kedua kalinya lima kali lebih besar dibanding bukan perokok. Ingatlah, sekalipun Anda hanya merokok satu batang sehari, risiko Anda tetap akan meningkat. Jadi, jika hendak berhenti merokok, berhentilah sama sekali!
Otot dinding arteri dikendalikan oleh sistem saraf simpatetik. Adanya tekanan akan merangsang sistem simpatetik melepaskan hormon-hormon katekolamin yaitu noradrenalin dan adrenalin, yang menyebabkan pembuluh darah berkontraksi sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.
Tekanan darah yang normal berkisar antara 120/80 mm merkuri (Hg). Angka pertama menunjukkan tekanan darah sistolik, yaitu daya tekan yang meningkat ketika jantung memompa darah ke arteri. Angka kedua adalah tekanan darah diastolik atau tekanan darah pada arteri ketika jantung kembali terisi darah dari sistem vena.
Meningkatnya tekanan darah merupakan salah satu penyebab utama terjadinya penebalan dinding arteri akibat aterosklerosis. Baik hipertensi sistolik maupun diastolik berperan penting dalam perkembangan aterosklerosis. Dan peningkatan kadar diastolik berperan lebih besar.
Tekanan darah di atas 140/90 mm merkuri (Hg) dianggap tinggi dan membutuhkan pengobatan medis. Namun hasil penelitian 2003 menunjukkan bahwa intervensi alami sebaiknya dilakukan jika tekanan darah lebih dari 120/80 mm. Ingatlah bahwa semakin tinggi tekanan darah Anda, semakin cepat perkembangan penyakit dan semakin besar kerusakan pada arteri. Karena tekanan darah tinggi jarang menimbulkan gejala, jadi berhati-hatilah, jangan beranggapan kalau tidak mengalami gejala apa-apa, tekanan darah Anda pasti akan normal-normal saja.
Sekitar 10% kasus hipertensi disebabkan oleh gangguan ginjal atau hormon. Sisanya, 90%, tidak ditemukan adanya penyebab fisik. Tipe ini disebut hipertensi esensial. Banyak dokter meyakini bahwa kepribadian dan stres merupakan dua faktor penting yang berperan dalam perkembangan hipertensi esensial.
Mengendalikan tekanan darah jelas akan mengurangi kemungkinan berkembangnya penyakit jantung. Oleh karena itu, jangan lalai untuk memeriksa tekanan darah Anda secara teratur.
Penderita obesitas juga memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena tekanan darah tinggi, diabetes, dan jenis kanker tertentu. Dengan mengurangi berat badan akan bisa menurunkan tekanan darah tinggi, kolesterol, dan risiko perkembangan penyakit lebih lanjut.
Juga dengan berolahraga, Anda juga harus mempertahankan penurunan berat badan ini. Begitu berat badan turun, Anda harus berusaha agar itu bisa tetap bertahan secara permanen. Sudah terbukti bahwa orang yang berat badannya naik-turun (diet yoyo) memiliki risiko kesehatan yang lebih besar daripada orang yang sedikit gemuk namun stabil. Sebaiknya turunkan berat badan secara bertahap, yaitu setengah atau paling banyak satu kilogram per minggu.
Dr. Paffenberger mendapati dengan jelas bahwa mereka yang berolahraga secara teratur dan kemudian berhenti, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan jantung. Karena itu, terus melakukan olahraga yang teratur adalah.penting, terutama jika Anda seorang atlet atau sebelumnya melakukan olahraga dengan teratur. Jadi sebaiknya buatlah program olahraga yang Anda yakini bisa secara realistis dilanjutkan di kemudian hari.